Informasi Umum
PengertianMenurut buku Makroekonomi Modern (2007) karya Sadono Sukirno, pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan akan tetapi belum bisa memperolehnya.

Penyebab pengangguran Dilihat dari Jenisnya

Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan adanya kesulitan mempertemukan antara pihak yang membutuhkan tenaga kerja dengan pihak yang memiliki tenaga kerja (angkatan kerja). Para ekonom menyebut tingkat pengangguran yang disebabkan oleh friksi ini sebagai tingkat pengangguran alami.

Ada empat penyebab pengangguran friksional yang bisa terjadi. Keempat penyebab ini merupakan bagian yang tidak dapat dihindari dari proses pencarian kerja. Ini meliputi:

  • Keluar dari pekerjaan secara sukarela

Beberapa pengangguran telah menabung cukup banyak sehingga mereka dapat berhenti dari pekerjaan yang tidak ia inginkan.

  • Pindah pekerjaan

Penyebab pengangguran friksional kedua adalah saat para pekerja pindah. Para pekerja ini menganggur sampai menemukan posisi di tempat baru.

  • Pekerja baru memasuki dunia kerja

Penyebab pengangguran friksional ketiga adalah saat pekerja baru memasuki dunia kerja. Ini termasuk siswa yang lulus dari sekolah menengah, perguruan tinggi atau program gelar yang lebih tinggi. Mereka mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan kualifikasi baru mereka. Itu adalah penyebab utama pengangguran kaum muda.

  • Pencari kerja masuk kembali ke dunia kerja

Mereka adalah orang-orang yang mengalami masa dalam hidup mereka ketika mereka berhenti mencari pekerjaan. Mereka bisa saja berhenti bekerja untuk membesarkan anak-anak, menikah atau merawat kerabat yang sudah lanjut usia.

 

Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

Penyebab pengangguran struktural bisa dibagi menjadi beberapa faktor. Penyebab pengangguran ini meliputi:

  • Kemajuan teknologi

Ini bisa terjadi ketika komputer atau robot menggantikan pekerja. Sebagian besar pekerja ini membutuhkan lebih banyak pelatihan sebelum mereka dapat menguasai pekerjaan baru di bidangnya.

  • Imobilitas pekerjaan

Ini mengacu pada kesulitan dalam mempelajari keterampilan baru yang dapat diterapkan pada industri baru, dan perubahan teknologi.

  • Imobilitas geografis

Ini mengacu pada sulitnya berpindah daerah untuk mendapatkan pekerjaan.

  • Perubahan struktural dalam perekonomian

Perubahan kebijakan seperti minimum upah mengubah berapa banyak pekerja yang mampu dibayar oleh bisnis.

 

Pengangguran Kiknikal

Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.

Pengangguran kiknikal istilah teknisnya adalah pengangguran karena kekurangan permintaan. Ini terjadi selama fase resesi dari siklus bisnis.

Permintaan konsumen yang rendah menciptakan pengangguran siklis. Perusahaan kehilangan terlalu banyak keuntungan saat permintaan turun. Jika mereka tidak mengharapkan penjualan meningkat dalam waktu dekat, mereka harus memberhentikan pekerja.

Pengangguran yang lebih tinggi menyebabkan permintaan konsumen semakin turun, itulah sebabnya mengapa terjadi siklus. Pengangguran inilah yang kini terjadi di masa pandemi saat ini.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

1. Pengangguran Terbuka

Jenis-jenis pengangguran berdasarkan cirinya yang pertama adalah pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka ini yang paling menjadi sorotan masalah di Tanah Air.

Pengangguran terbuka adalah keadaan sesorang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia atau tidak sesuai antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.

Pengangguran terbuka juga dapat terjadi akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.

Contohnya seorang lulusan S1 teknik mesin, belum mendapat pekerjaan karena lapangan kerja yang belum tersedia sesuai dengan kualifikasinya.

 

2.  Pengangguran Musiman

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Ketika musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Di samping itu, pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya.

Apabila dalam masa tersebut para penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

 

3. Setengah Menganggur

Pengangguran ini terjadi ketika ada tenaga kerja yang tidak bekerja dengan maksimal. Biasanya pengangguran jenis ini memiliki jam kerja yang sedikit atau tidak seusai sehingga penghasilan mereka pun kadang tidak mencukupi.  Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur.

 

4. Pengangguran Terselubung

Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang pada orang yang mempunyai pekerjaan tapi produktivitasnya rendah. entah itu karena ketidak sesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerajaan ataupun lainnya. Pengangguran jenis ini menyebabkan produktivitas kerja yang rendah.

Beberapa alasan yang adanya pengangguran tersebulung ialah kurang terampil dalam pekerjaannya karena pendidikannya rendah. Selain itu, baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja dan keterpaksaan seseorang  yang membuat bekerja tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya.

Contoh pengangguran terselubung adalah seseorang dengan gelar sarjana hukum bekerja sebagai guru, padahal seharusnya seorang dengan gelar hukum bekerja menjadi hakim, pengacara, atau jaksa.
 

Jenis-jenis Pengangguran berdasarkan penyebabnya

Jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pengangguran siklis, structural dan teknologi.

1. Pengangguran Siklis

Jenis-jenis Penganguran siklis diakibatkan oleh perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian yang menyebabkan penghentian tenaga kerja akibat menurunnya permintaan barang dan jasa.

Contoh pengangguran siklis akibat turunnya permintaan busana menyebabkan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang bekerja di pabrik tersebut.

 

2.Pengangguran Struktural

Tidak semua industri perusahaan akan terus berkembang maju, adakalanya juga mengalami kemunduran. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.  Orang yang mengangur akibat hal tersebut disebut jenis-jenis penganguran struktural.

 Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: adanya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi yang mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran yang melambung tinggi hingga tidak mampu bersaing, dan kegiatan ekspor produksi industri yang sangat menurun karena persaingan ketat dari negara-negara lain.

Contoh pengangguran struktural ialah, ketika peralihan perekonomian dari sektor perkebunan ke sektor industri. Masyarakat yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja karena mereka terbiasa bekerja di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan diri bila ingin bekerja di sektor industri.

 

3.   Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknlogi adalah pengangguran yang cukup sering terjadi di era saat ini. Pengangguran ini  ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia.

Seperti sebuah mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan kawasan. Sedangkan di pabrik- pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.

 

8,75 Juta Masyarakat Indonesia Masih Pengangguran

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pengangguran di Indonesia akibat pandemi Covid-19 masih terhitung tinggi hingga Februari 2021, yakni mencapai 8,75 juta jiwa.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, jumlah pengangguran tersebut masih lebih tinggi secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding Februari 2020 yang sebesar 6,93 juta jiwa.

"Akibat covid jumlah penganggurannya naik di bulan Agustus 2020 adalah sebesar 9,77 juta. Di bulan Februari ini sudah ada perbaikan, tapi belum fully recover. Sehingga jumlah pengangguran di bulan Februari tahun 2021 ini adalah sebesar 8,75 juta," ungkapnya dalam sesi teleconference, Rabu (5/5/2021).

Suhariyanto menghitung, angka pengangguran di Indonesia pada Februari 2021 jadi tercatat naik 1,82 juta jiwa dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Tetapi perlu diingat, bahwa di bulan februari yang lalu covid-nya belum ada. Sementara sekarang kita masih dibayang-bayangi," sambungnya.

Selain pengangguran, BPS juga telah melakukan survei angkatan kerja nasional (sakernas) pada Februari 2021 lalu. Dari situ ditemukan, jumlah penduduk usia kerja yang pendapatannya terdampak pandemi Covid-19 masih terhitung tinggi.

"Kalau Agustus 2020 lalu covid dampak ke 29,12 juta penduduk usia kerja. Februari ini masih banyak dampak tapi menurun. Jumlah penduduk usia kerja terdampak covid di Februari 2021 sebanyak 19,10 juta," sebutnya.

"Artinya dampaknya tidak sedalam Agustus. Terjadi perbaikan, tapi belum fully recover," kata Kepala BPS.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait
Loading