Dua Wanita Telanjang Dada Bikin Gempar di TPS Donald Trump

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 09 Nov 2016, 07:31 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016 07:31 WIB
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Aksi protes dua wanita telanjang dada mewarnai tempat pemungutan suara (TPS) di mana Donald Trump memberikan suaranya.
Foto 1 dari 5
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Seorang wanita bertelanjang dada melakukan demonstrasi di TPS Pilpres AS 59, di mana Donald Trump memberikan suaranya di New York, Selasa (8/11). Wanita setengah bugil itu diduga berasal dari kelompok aktivis feminis garis keras. (REUTERS/Darren Ornitz)
Foto 2 dari 5
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Seorang wanita bertelanjang dada meneriakkan kalimat protes saat melakukan demonstrasi di TPS Pilpres AS 59, di mana Donald Trump memberikan suaranya di New York, Selasa (8/11). Dalam aksi ini mereka meneriakkan slogan anti-Trump. (REUTERS/Darren Ornitz)
Foto 3 dari 5
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Pihak keamanan berusaha mengusir wanita bertelanjang dada yang melakukan demonstrasi di TPS Pilpres AS 59, New York, Selasa (8/11). Kedua wanita setengah bugil itu melakukan aksinya di TPS tempat Donald Trump akan memberikan suara. (REUTERS/Darren Ornitz)
Foto 4 dari 5
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Petugas berusaha membubarkan demonstrasi yang dilakukan dua wanita telanjang dada di TPS Pilpres AS 59, di mana Donald Trump memberikan suaranya di New York, Selasa (8/11). Dalam aksi ini mereka meneriakkan slogan anti-Trump. (REUTERS/Darren Ornitz)
Foto 5 dari 5
20161108-Dua Perempuan Telanjang Dada Bikin Gaduh di TPS Donald Trump-New York
Pihak keamanan berusaha mengusir wanita bertelanjang dada yang melakukan demonstrasi di TPS Pilpres AS 59, New York, Selasa (8/11). Kedua wanita setengah bugil itu melakukan aksinya di TPS tempat Donald Trump akan memberikan suara. (REUTERS/Darren Ornitz)