Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2017, 12:50 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017 12:50 WIB
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Seekor salamander Mombacho (Bolitoglossa mombachoensis) berada di atas daun di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3)
Foto 1 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Seekor salamander Mombacho (Bolitoglossa mombachoensis) berada di atas daun di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). Salamander Mombacho adalah hewan endemik Nikaragua yang terancam punah. (AFP/Inti Ocon)
Foto 2 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
cSeekor salamander Mombacho berjalan di atas daun di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). Pemerhati lingkungan berusaha melestarikan salamander Mombacho yang terancam punah akibat perubahan iklim. (AFP/Inti Ocon)
Foto 3 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Seekor salamander Mombacho bersiap untuk berpindah tempat di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). Salamander Mombacho adalah hewan endemik Nikaragua yang terancam punah. (AFP/Inti Ocon)
Foto 4 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Seekor salamander Mombacho (Bolitoglossa mombachoensis) berada di batang pohon di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). Hewan ini hanya bisa ditemukan di kawasan gunung berapi Mombacho. (AFP/Inti Ocon)
Foto 5 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Seekor salamander Mombacho berada di jari-jari peneliti di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). Habitat hewan ini hanya berada di Mombacho Volcano atau gunung berapi Mombacho. (AFP/Inti Ocon)
Foto 6 dari 6
Melihat Salamander Mombacho yang Nyaris Punah di Nikaragua
Siluet seekor salamander Mombacho (Bolitoglossa mombachoensis) yang berada di atas daun di Mombacho Volcano Natural Reserve di Granada, Nikaragua (18/3). (AFP/Inti Ocon)