HEADLINE HARI INI

Patrick Kluivert Saatnya Kerja, Berpacu dengan Waktu Loloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Punya Strategi Jitu Apa?

PHOTO: Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

oleh Fatkhur Rozaq Rosyidi, diperbarui 23 Jun 2022, 13:45 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 19:00 WIB
Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Di Indonesia festival ini lebih dikenal dengan perayaan Zhong Yuan
Foto 1 dari 4
Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Seorang pria etnis Tionghoa membakar uang arwah saat festival Hungry Ghost atau Hantu Kelaparan di Medan, Sumatera Utara (5/9). Di Indonesia festival ini lebih dikenal dengan perayaan Zhong Yuan. (AP Photo/Binsar Bakkara)
Foto 2 dari 4
Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Sejumlah warga dari etnis Tionghoa memberikan sesaji dan persembahan untuk arwah leluhur dan keluarga mereka yang sudah meninggal di Medan, Sumatera Utara (5/9). Acara ini adalah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. (AP Photo/Binsar Bakkara)
Foto 3 dari 4
Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga dari etnis Tionghoa memberikan sesaji dan persembahan di Medan, Sumatera Utara (5/9). Mereka percaya bahwa bulan tujuh adalah bulan hantu yaitu saat di mana roh dan hantu akan keluar dari mengunjungi bumi selama sebulan. (AP Photo/Binsar Bakkara)
Foto 4 dari 4
Berita Terkait
Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Warga Tionghoa Beri Sesaji untuk Leluhur dalam Festival Hantu Kelaparan

Sejumlah warga dari etnis Tionghoa memberikan sesaji dan persembahan saat festival Hungry Ghost di Medan, Sumatera Utara (5/9). Tujuan utama tradisi kuno ini adalah untuk melepaskan mereka yang menderita dan menghormati leluhur. (AP Photo/Binsar Bakkara)