FOTO: Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 23 Jun 2022, 14:16 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 18:59 WIB
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin miniatur ondel-ondel di Kramat Jati bisa mengumpulkan omzet mencapai Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per bulan.
Foto 1 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Miniatur ondel-ondel yang terbuat dari limbah botol plastik itu dibuat sesuai dengan pesanan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Perajin dapat memproduksi 50 hingga 80 miniatur ondel-ondel dalam sebulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Perajin bisa mengumpulkan omzet mencapai Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Miniatur ondel-ondel yang terbuat dari limbah botol plastik itu dibuat sesuai dengan pesanan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Perajin dapat memproduksi 50 hingga 80 miniatur ondel-ondel dalam sebulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 6 dari 6
Mengintip Pembuatan Miniatur Ondel-Ondel dari Limbah Plastik
Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur ondel-ondel di rumah produksi Kramat Jati, Jakarta, Senin (23/6/2019). Perajin bisa mengumpulkan omzet mencapai Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)