FOTO: Peru Gagalkan Penyelundupan 12,3 Juta Kuda Laut

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 03 Okt 2019, 16:01 WIB

Diterbitkan 03 Okt 2019 16:01 WIB

Peru Gagalkan Penyelundupan 12,3 Juta Kuda Laut

Otoritas Peru berhasil menangkap kapal pengangkut 12,3 juta kuda laut kering yang akan menuju Asia.

Foto 1 dari 7

Petugas menunjukkan kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Otoritas Peru berhasil menangkap kapal yang mengangkut 12,3 juta kuda laut kering. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 2 dari 7

Petugas memeriksa kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Pejabat Peru mengatakan kuda laut tersebut diambil secara ilegal dari perairan Samudra Pasifik. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 3 dari 7

Petugas menunjukkan kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Kuda laut bernilai lebih dari US 6 juta tersebut akan dijual di Asia. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 4 dari 7

Berita Terkait

Petugas memeriksa kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Sebanyak 12,3 juta kuda laut kering tersebut dikemas dalam 55 kotak yang beratnya lebih dari 2.300 pound. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 5 dari 7

Penampakan kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Pihak berwenang menangkap tiga pria Peru dan satu warga negara Venezuela dalam penyelundupan 12,3 juta kuda laut kering. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 6 dari 7

Penampakan kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Peru telah melarang penangkapan dan komersialisasi kuda laut sejak Agustus 2004. (Peruvian Ministry of Production/AFP)

Foto 7 dari 7

Penampakan kuda laut yang disita dari sebuah kapal di Pelabuhan Callao, Peru, Senin (30/9/2019). Kuda laut dipandang sebagai sumber utama pengobatan tradisional Tiongkok untuk menyembuhkan infertilitas, kebotakan, asma, dan radang sendi. (Peruvian Ministry of Production/AFP)