FOTO: Jejak Perang Dunia II di Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 02 Sep 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020 21:00 WIB
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Death Railway merupakan julukan saat pembangunan kereta api dari Thailand menuju Burma (sekarang – Myanmar) yang dilakukan atas perintah penguasa Jepang saat Perang Dunia II.
Foto 1 dari 5
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Jembatan di atas Sungai Kwai, bagian paling terkenal dari "Death Railway" di Kanchanaburi, Thailand pada 19 Agustus 2020. Saat Perang Dunia II, Jepang memaksa lebih dari 60.000 tahanan perang sekutu dan hampir 300.000 pekerja Asia Tenggara membangun jalur kereta tersebut. (Xinhua/Thana)
Foto 2 dari 5
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Pemakaman Perang Kanchanaburi, lokasi pemakaman bagi sekitar 7.000 tahanan perang, di Kanchanaburi, Thailand pada 19 Agustus 2020. Puluhan ribu orang tewas selama proses pembangunan, sehingga jalur sepanjang 415 km itu dikenal dengan nama "Death Railway" (Jalur Kereta Kematian). (Xinhua/Ren Qian)
Foto 3 dari 5
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Jembatan di atas Sungai Kwai, bagian paling terkenal dari "Death Railway" di Kanchanaburi, Thailand pada 19 Agustus 2020. Saat Perang Dunia II, Jepang memaksa lebih dari 60.000 tahanan perang sekutu dan hampir 300.000 pekerja Asia Tenggara membangun jalur kereta tersebut. (Xinhua/Thana)
Foto 4 dari 5
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Pemakaman Perang Kanchanaburi, lokasi pemakaman bagi sekitar 7.000 tahanan perang, di Kanchanaburi, Thailand pada 19 Agustus 2020. Puluhan ribu orang tewas selama proses pembangunan, sehingga jalur sepanjang 415 km itu dikenal dengan nama "Death Railway" (Jalur Kereta Kematian). (Xinhua/Ren Qian)
Foto 5 dari 5
Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand
Jembatan di atas Sungai Kwai, bagian paling terkenal dari "Death Railway" di Kanchanaburi, Thailand pada 18 Agustus 2020. Saat Perang Dunia II, Jepang memaksa lebih dari 60.000 tahanan perang sekutu dan hampir 300.000 pekerja Asia Tenggara membangun jalur kereta tersebut. (Xinhua/Thana)