FOTO: Potret London yang Terancam Lockdown Jilid II

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 21 Sep 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020 12:30 WIB
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
London menghadapi peningkatan jumlah kasus akibat Covid-19 saat orang kembali bekerja dan sekolah.
Foto 1 dari 5
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
Pelanggan menikmati makan siang di meja di luar restoran di Soho, London, ketika pemerintah Inggris mempertimbangkan pembatasan baru pada Minggu (20/9/2020). Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan lockdown akibat lonjakan tajam infeksi virus corona COVID-19. (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)
Foto 2 dari 5
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
Orang-orang bersosialisasi di bawah sinar matahari di meja luar di Soho, London, ketika pemerintah Inggris mempertimbangkan pembatasan baru pada Minggu (20/9/2020). Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan lockdown akibat lonjakan tajam infeksi corona COVID-19 (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)
Foto 3 dari 5
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
Pelanggan menikmati makan siang di meja di luar restoran di Soho, London, ketika pemerintah Inggris mempertimbangkan pembatasan baru pada Minggu (20/9/2020). Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan lockdown akibat lonjakan tajam infeksi virus corona COVID-19. (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)
Foto 4 dari 5
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
Pelanggan menikmati makan siang di meja di luar restoran di Soho, London, ketika pemerintah Inggris mempertimbangkan pembatasan baru pada Minggu (20/9/2020). Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan lockdown akibat lonjakan tajam infeksi virus corona COVID-19. (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)
Foto 5 dari 5
Potret Inggris yang Terancam Lockdown Jilid II
Pramusaji menerima pesanan pelanggan di meja di luar restoran di Soho, London, saat pemerintah Inggris mempertimbangkan pembatasan baru pada Minggu (20/9/2020). Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan lockdown akibat lonjakan tajam infeksi corona COVID-19. (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)