FOTO: Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19

oleh Johan Fatzry, diperbarui 23 Jun 2022, 14:18 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 19:00 WIB
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Jam malam diberlakukan terhadap lebih dari 21,7 juta warga Italia, yang mencakup sepertiga dari populasi negara itu, di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru yang pada Kamis (22/10) mencapai 13.860, kata para pejabat.
Foto 1 dari 5
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Restoran ditutup sebelum memasuki jam malam di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru di Milan, Italia (22/10/2020). Jam malam diberlakukan terhadap lebih dari 21,7 juta warga Italia, yang mencakup sepertiga dari populasi negara itu, di tengah lonjakan infeksi COVID-19. (Xinhua/Daniele Mascolo)
Foto 2 dari 5
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Polisi berpatroli di sebuah jalan di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru di Milan, Italia (22/10/2020). Pada Kamis (22/10) lonjakan infeksi COVID-19 mencapai 13.860, kata para pejabat. (Xinhua/Daniele Mascolo)
Foto 3 dari 5
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Restoran ditutup sebelum memasuki jam malam di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru di Milan, Italia (22/10/2020). Jam malam diberlakukan terhadap lebih dari 21,7 juta warga Italia, yang mencakup sepertiga dari populasi negara itu, di tengah lonjakan infeksi COVID-19. (Xinhua/Daniele Mascolo)
Foto 4 dari 5
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Restoran ditutup sebelum memasuki jam malam di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru di Milan, Italia (22/10/2020). Pada Kamis (22/10) lonjakan infeksi COVID-19 mencapai 13.860, kata para pejabat. (Xinhua/Daniele Mascolo)
Foto 5 dari 5
Italia Berlakukan Jam Malam di Tengah Lonjakan Infeksi COVID-19
Polisi berpatroli di sebuah jalan di tengah lonjakan infeksi coronavirus baru di Milan, Italia (22/10/2020). Jam malam diberlakukan terhadap lebih dari 21,7 juta warga Italia, yang mencakup sepertiga dari populasi negara itu, di tengah lonjakan infeksi COVID-19. (Xinhua/Daniele Mascolo)