Usai Puncak Haji, Jemaah Jalani Tawaf Ifadah di Masjidil Haram

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 01 Jul 2023, 18:05 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2023 18:05 WIB
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Jemaah haji melaksanakan tawaf ifadah usai melaksanakan puncak ibadah haji di Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Secara bahasa, ifadah berarti meninggalkan. Sedangkan secara istilah, ifadah berarti tawaf yang dilaksanakan setelah meninggalkan Arafah.
Foto 1 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Jemaah haji mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Jemaah haji melaksanakan tawaf ifadah usai melaksanakan puncak ibadah haji di Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto 2 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah dimulai sejak tengah malam pada hari Nahr yakni tanggal 10 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan pendapat Imam Syafi’i dan Imam Ahmad. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto 3 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah juga dapat dilakukan selama jamaah haji masih berada di Makkah dan tidak ada batas akhir waktunya. Hal ini berdasarkan pendapat Abi Umar Yusuf bin Abdullah al-Syarkha, al-Kaafi (Lebanon: Dar al-Ma’rifah, t. th), hlm. 134). Menurut pendapat mereka, mengakhirkan tawaf ifadah hukumnya boleh, dan tidak dikenakan dam. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto 4 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Sehubungan dengan itu, jemaah disarankan untuk melaksanakan tawaf ifadah setelah selesai mabit di Mina. Yakni setelah Nafar Awal atau Nafar Tsani. Mengingat jarak dari Mina ke Masjidil Haram cukup jauh dan tidak ada kendaraan. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto 5 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Secara bahasa, ifadah berarti meninggalkan. Sedangkan secara istilah, ifadah berarti tawaf yang dilaksanakan setelah meninggalkan Arafah. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto 6 dari 6
Jemaah Haji Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah merupakan salah satu rukun haji sehingga tidak boleh ditinggalkan karena dapat membatalkan haji. Tawaf ifadah disebut juga tawaf rukun. (AP Photo/Amr Nabil)