Permintaan Kerajinan Tangan Kaum Difabel Meningkat

oleh Johan Fatzry, diperbarui 03 Jul 2023, 14:35 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023 14:35 WIB
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Paska pandemi permintaaan aneka kerajinan tangan karya penyandang disabilitas Wisma Yayasan Cheshire Idonesia, seperti taplak, ikat rambut, wadah minuman, sarung bantal, dan lain-lain meningkat 15 persen dari berbagai komunitas yang peduli dengan kaum difabel.
Foto 1 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Penyandang disabilitas menyelesaikan pembuatan kerajinan tangan dari bahan daur ulang di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2020). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Paska pandemi permintaaan aneka kerajinan tangan seperti taplak, ikat rambut, wadah minuman, sarung bantal, dan lain-lain meningkat 15 persen dari berbagai komunitas yang peduli dengan kaum difabel.(merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Produk kerajinan tangan karya penyandang disabilitas Wisma Yayasan Cheshire Idonesia ini juga dijual di online. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Para penyandang difabel telah mendapatkan beragam keterampilan kewirausahaan di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia ini. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Mereka mendapatkan pelatihan menjahit, membuat perabot kayu, dan lain-lain yang pendanaannya berasal dari para donatur dan penjualan hasil produksinya. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 6 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Penyandang disabilitas menyelesaikan pekerjaan menjahit di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2020). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 7 dari 7
Kerajinan Tangan Kaum Difabel
Penyandang disabilitas menyelesaikan kerajinan tangan di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2020). (merdeka.com/Arie Basuki)