Dampak Masifnya Pembangunan, Nelayan Dadap Tangerang Keluhkan Berkurangnya Tangkapan

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 08 Agu 2023, 13:35 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023 13:35 WIB
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Penghasilan nelayan pinggir saat ini mengalami penurunan drastis akibat masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian di kawasan utara Jakarta dan Tangerang. Masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian berakibat pada sumber ikan yang berkurang.
Foto 1 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Nelayan memperbaiki jaring usai menangkap rajungan di kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Penghasilan nelayan pinggir saat ini mengalami penurunan drastis akibat masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian di kawasan utara Jakarta dan Tangerang. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian berakibat pada sumber ikan yang berkurang. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Dalam sehari, mereka kini hanya dapat rajungan rata-rata 3 sampai 4 kilogram dengan harga Rp 45 ribu per kologram. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Padahal sebelumnya mereka bisa mendapatkan rajungan mencapai rata-rata 30 kilogram per hari. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 6 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Pendapatan tersebut belum dipotong biaya solar dan jaring yang rusak. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 7 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Nelayan menimbang rajungan hasil tangkapan kepada pembeli di kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 8 dari 8
Nelayan Dadap Tangerang Banten
Nelayan menerima uang saat melakukan transaksi dengan pembeli rajungan hasil tangkapan di kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)