Pakar Peledak Ukraina Tak Patah Semangat Setelah Kehilangan Kaki Karena Ranjau

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 27 Okt 2023, 14:05 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2023 14:05 WIB
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Pakar bahan peledak Ukraina, Valeriy Onul, kehilangan kaki kanan bawahnya setelah menginjak ranjau darat, tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk kembali ke pekerjaannya membersihkan ranjau. Onul telah kembali bekerja meskipun ledakan itu membuat kakinya terputus hingga lutut.
Foto 1 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Andriy Ilkiv, seorang penjinak ranjau dari kepolisian nasional Ukraina, yang kehilangan kakinya tahun lalu akibat ledakan ranjau, mencari ranjau di sebuah ladang di distrik Izyum, wilayah Kharkiv, di tengah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Oktober 2023. (SERGEY BOBOK / AFP)
Foto 2 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Ahli bahan peledak Ukraina Valeriy Onul kehilangan kaki kanan bawahnya setelah menginjak ranjau darat, tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk kembali melakukan pekerjaannya membersihkan ranjau. (SERGEY BOBOK / AFP)
Foto 3 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Ukraina menghadapi tugas besar untuk membersihkan ranjau di wilayah yang berada di bawah pendudukan Rusia. (SERGEY BOBOK / AFP)
Foto 4 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Pasukan yang mundur meninggalkan sejumlah besar ranjau, banyak di antaranya dipasang jebakan untuk membunuh para penjinak ranjau. (SERGEY BOBOK / AFP)
Foto 5 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Mengenakan rompi antipeluru, helm, dan sarung tangan, Onul menggunakan galah berujung tajam untuk menyelidiki tanah dan kemudian dengan lembut membersihkan tanah dari bagian atas ranjau anti-tank. (SERGEY BOBOK / AFP)
Foto 6 dari 6
Pencari Ranjau  Ukraina yang Terluka Kembali Bertugas
Dia terluka di wilayah selatan Kherson pada November tahun lalu ketika dia bersiap untuk menjinakkan ranjau TM-62 (anti-tank) di area yang sangat sempit. (SERGEY BOBOK / AFP)