Pemerintah Bukele Hancurkan Monumen Rekonsiliasi, Simbol Berakhirnya Perang El Salvador

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 04 Jan 2024, 18:05 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024 18:05 WIB
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Pemerintah El Salvador pada hari Rabu ini menghancurkan monumen Rekonsiliasi, simbol berakhirnya perang saudara berdarah (1980-1992), yang digambarkan oleh Presiden Nayib Bukele sebagai "tidak sedap dipandang mata"
Foto 1 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Pekerja dari Kementerian Pekerjaan Umum menghancurkan monumen Rekonsiliasi, yang dibangun untuk mengenang perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang saudara El Salvador, di San Salvador, Rabu (3/1/2024). (Marvin RECINOS / AFP)
Foto 2 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Pemerintah El Salvador, di bawah komando Presiden Nayib Bukele, memerintahkan untuk merobohkan tiga patung yang membentuk Monumen Rekonsiliasi yang melambangkan berakhirnya perang saudara berdarah (1980-1992), dan sebagai gantinya akan dibangun jalur pejalan kaki. (Marvin RECINOS / AFP)
Foto 3 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Terdapat tiga patung perunggu, dua di antaranya setinggi tujuh meter yang melambangkan seorang mantan pejuang gerilya dan seorang tentara yang mengenakan pakaian perang. (Marvin RECINOS / AFP)
Foto 4 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Patung ketiga, sepanjang 12 meter, adalah patung seorang ibu dengan tangan terentang yang mengenakan cincin di jari kanannya yang melambangkan komitmen masyarakat untuk hidup damai. (Marvin RECINOS / AFP)
Foto 5 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Patung tersebut didirikan pada tahun 2017 pada masa pemerintahan Front Pembebasan Nasional Farabundo Marti (FMLN). (Marvin RECINOS / AFP)
Foto 6 dari 6
Monumen Rekonsiliasi El Salvador Dihancurkan di Bawah Komando Bukele
Monumen ini menandai ulang tahun ke-25 perjanjian damai yang mengakhiri konflik yang mengakibatkan lebih dari 75.000 orang meninggal, 7.000 orang hilang, dan kerusakan ekonomi yang parah. (Marvin RECINOS / AFP)