Keluarga Sandera Israel Halangi Truk Bantuan Masuki Wilayah Palestina

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 30 Jan 2024, 13:05 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024 13:05 WIB
Perang Israel Palestina
Jalan masuk bantuan ke Palestina tidak hanya terhalang oleh pasukan penjajahan Israel. Sekelompok pengunjuk rasa dari golongan keluarga sandera Israel ikut memblokir bantuan masuk ke wilayah konflik tersebut.
Foto 1 dari 8
Perang Israel Palestina
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi yang bertujuan menghalangi truk bantuan memasuki wilayah Palestina di perbatasan Kerem Shalom dengan Jalur Gaza selatan, Israel, Senin (29/1/2024). Demonstrasi tersebut juga diikuti keluarga para sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 2 dari 8
Perang Israel Palestina
Demonstrasi dilakukan di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 3 dari 8
Perang Israel Palestina
Para pengunjuk rasa itu menuntut agar keluarga mereka yang masih ditawan sejak 7 Oktober 2023 segera dibebaskan. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 4 dari 8
Perang Israel Palestina
Mereka berencana akan terus lakukan aksi mereka sampai keinginan mereka terkabul. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 5 dari 8
Perang Israel Palestina
Menurut media Israel, para pengunjuk rasa telah mengepung truk-truk kemanusiaan yang hendak memasuki Gaza, mereka menuntut agar bantuan dihentikan sampai para tawanan yang tersisa dibebaskan. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 6 dari 8
Perang Israel Palestina
Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk melarang bantuan kemanusiaan mencapai Gaza. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 7 dari 8
Perang Israel Palestina
Pada hari Rabu 24 Januari 2024, para pengunjuk rasa menahan lebih dari 100 truk, beberapa di antaranya akhirnya dialihkan dan terpaksa mencari pintu masuk alternatif dari Mesir. (Menahem Kahana/AFP)
Foto 8 dari 8
Perang Israel Palestina
Pemblokiran oleh pengunjuk rasa Israel ini telah menunda bantuan disalurkan dan memaksanya menjalani pemeriksaan lebih lanjut. (Menahem Kahana/AFP)