Mengenal Mebuug-Buugan, Tradisi Mandi Lumpur usai Nyepi di Bali

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 13 Mar 2024, 10:30 WIB

Diterbitkan 13 Mar 2024 10:30 WIB

Tradisi ini diadakan sehari setelah Nyepi di Hari Raya Nyepi. Mebuug-buugan merupakan simbol menghilangkan kekotoran dan hal-hal negatif. Mandi lumpur ini bertujuan untuk menetralkan sifat-sifat buruk. Tradisi ini juga bertujuan memohon anugerah kepada Tuhan YME agar umat manusia diberikan kesejahteraan dan keselamatan.

Foto 1 dari 7

Seorang pria Bali mengambil bagian dalam tradisi mandi lumpur, yang dikenal sebagai Mebuug-buugan, di desa Kedonganan, Bali, pada 12 Maret 2024. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 2 dari 7

Tradisi ini diadakan sehari setelah Nyepi di Hari Raya Nyepi. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 3 dari 7

Mandi lumpur ini bertujuan untuk menetralkan sifat-sifat buruk. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 4 dari 7

Berita Terkait

Mebuug-buugan juga menjadi simbol menghilangkan kekotoran dan hal-hal negatif. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 5 dari 7

Tradisi ini juga bertujuan memohon anugerah kepada Tuhan YME agar umat manusia diberikan kesejahteraan dan keselamatan. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 6 dari 7

Warga melumuri seluruh tubuhnya dengan lumpur saat mengikuti tradisi Mebuug-Buugan. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Foto 7 dari 7

Seorang anak laki-laki Bali ikut serta dalam tradisi mandi lumpur, yang dikenal sebagai Mebuug-buugan, yang diadakan sehari setelah Nyepi - yang bertujuan untuk menetralkan sifat-sifat buruk, di desa Kedonganan, Bali, 12 Maret 2024. (SONNY TUMBELAKA/AFP)