Anak-anak Palestina Menderita Malnutrisi Akut

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 04 Jun 2024, 19:20 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 12:05 WIB
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Hampir lima bulan setelah serangan udara dan darat Israel ke Jalur Gaza dan mengakibatkan pengungsian massal, kekurangan makanan yang akut telah menyebabkan apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis gizi, yang merupakan bagian dari bencana kemanusiaan yang lebih luas.
Foto 1 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Amira Al-Jojo (kiri) berdiri di samping putranya yang berusia 10 bulan, Yousef Al-Jojo, yang menderita kekurangan gizi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, tempat ia menjalani perawatan, di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah pada Sabtu, 1 Juni 2024. (AP Photo/ Jehad Alshrafi)
Foto 2 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Hampir lima bulan setelah serangan udara dan darat Israel ke Jalur Gaza dan mengakibatkan pengungsian massal, kekurangan makanan yang akut telah menyebabkan apa yang digambarkan oleh PBB sebagai krisis gizi, yang merupakan bagian dari bencana kemanusiaan yang lebih luas. (AP Photo/ Jehad Alshrafi)
Foto 3 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa bahwa malnutrisi di Gaza utara “sangat ekstrem.” (AP Photo/ Jehad Alshrafi)
Foto 4 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
“Situasinya sangat ekstrem di Gaza utara,” kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat. (AP Photo/ Jehad Alshrafi)
Foto 5 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Dia mengatakan bahwa 1 dari 6 anak di bawah usia dua tahun mengalami malnutrisi akut di Gaza utara. (Bashar TALEB / AFP)
Foto 6 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Blokade Israel terhadap bantuan telah menyebabkan kekurangan makanan, susu, suplemen gizi dan vaksinasi. (Bashar TALEB / AFP)
Foto 7 dari 7
Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
"Anak-anak di Gaza mengalami kelaparan, mereka kekurangan air bersih dan tidak mendapatkan bantuan medis yang memadai," kata Alexandra Saieh dari Save the Children. (Bashar TALEB / AFP)