Liputan6.com, Bandung - Nyawa gajah berumur 34 tahun koleksi Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, yang bernama Yani, tak tertolong lantaran sakit yang dideritanya sejak Selasa 3 Mei 2016 lalu. Gajah betina itu tak bernyawa sore tadi sekitar pukul 18.36 WIB.
Menurut Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Sylvana Ratina, pihaknya belum mengetahui penyebab kematian Yani. Namun sejak siang tadi, petugas sempat menangani gajah sumatera tersebut.
"Iya, saya dapat informasi dari dokter hewan. Penyebabnya belum kita ketahui, enggak tahu malam ini atau besok dilakukan autopsi. Sakit sejak tanggal 3 Mei kata pihak kebun binatang, tadi sempat dilakukan penanganan," kata Sylvana.
Sylvana menjelaskan, Kebun Binatang Taman Sari Kota Bandung saat ini memang tak memiliki dokter hewan. Namun, pengelola melaporkan kepadanya akan berencana menyewa dokter hewan.
Baca Juga
"Dokter hewannya tidak ada, lalu mereka akan rekomendasi rekrut dokter hewan. Kita juga kaget tidak ada laporan tertulis resmi dari pihak kebun binatang," ujar Sylvana.
Advertisement
Sebelum Yani tewas, Sylvana menyebutkan bantuan tenaga beberapa ahli hewan hadir di lokasi. Meski begitu, binatang bernama Latin Elephas maximus sumatranus itu pun tak sempat mendapatkan pertolongan medis, sehingga akhirnya tewas.
"Di sini ada dokter hewan provinsi, kotamadya, RS Hewan Cikole, dan dokter hewan Taman Safari. Kita di sini sudah sangat begitu ingin membantu, tapi sudah kritis, itu dari pagi kita berusaha membantu," Sylvana menjelaskan.
Untuk selanjutnya, menurut Sylvana, pihaknya akan mengautopsi tubuh Yani. Di samping itu, BKSDA akan memeriksa hewan-hewan yang ada di Kebun Binatang Taman Sari Kota Bandung.
"Mudah-mudahan, karena sekarang sudah malam, nanti kita periksa semuanya perlakuan-perlakuan satwa oleh kebun binatang di sini, karena memang mereka punya kewajiban untuk kesejahteraan satwa yang ada di sini. Karena beberapa bulan yang lalu kemarin baru pembinaan teknis dan masih bagus," Kepala BKSDA Jabar memungkas pembicaraan soal kematian gajah tersebut. (Aditya Prakasa)