Keren, Paduan Suara Mahasiswa Undip Berjaya di Eropa

Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro mampu mengalahkan peserta dari 24 negara di seluruh dunia.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 08 Nov 2016, 08:32 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 08:32 WIB
Paduan Suara Mahasiswa Undip
Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro (PSM Undip) Semarang saat berada di Ceko. (Foto: Edhie Prayitno Ige/Dokumentasi PSM Undip)

Liputan6.com, Semarang - Kelompok Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro atau PSM Undip, Semarang, Jawa Tengah, berjaya di dua kompetisi di dua negara, yaitu Spanyol dan Ceko. Mereka mampu mengalahkan peserta dari 24 negara di seluruh dunia.

Ajang kompetisi paduan suara bergengsi yang mereka menangkan di Spanyol, yaitu 5th Canta Al Mar-Festival Coral Internasional 2016 pada 19-23 Oktober 2016 . PSM Undip Semarang membawa 38 anggotanya dan harus bersaing dengan 49 paduan suara dari 24 negara.

Ada 13 kategori dalam kompetisi itu dan setiap peserta diperbolehkan mengikuti 3 kategori. Hasilnya, PSM Undip juara pertama dan mendapatkan medali emas pada Sacra Category. Selanjutnya, medali emas untuk Mixed Category dan posisi ketiga untuk Folklore Category. Adapun kategori Sacra yang mereka pilih, yaitu Sacred Acapella Level 1 memiliki tingkat kesulitan tertinggi.

Tidak sampai di situ, mereka terbang untuk mengikuti kompetisi 30th Praga Cantat di Ceko, pada 28-29 Oktober 2016. Dalam ajang ini, PSM Undip mendapat predikat Gold Band Folklore Category dan menyabet juara satu pada kategori folklore. Mereka juga mendapat predikat Gold Band Mixed Choir atau posisi kedua pada kategori Mixed Choir.

Konduktor PSM Undip, Jefry F Bode juga mendulang special award for outstanding conductor. Selain itu penghargaan lain, yaitu special award for the choreography juga menjadi milik mereka. Atas sukses itu, PSM Undip dinobatkan sebagai juara umum atau grand prix winner pada 30th Praga Cantat di Ceko.

Menurut Jefry F Bode selaku konduktor, kemenangan PSM Undip di dua ajang bergengsi itu diawali usaha dan latihan keras. Yang utama dalam berlatih adalah menjaga mood adik-adik kelasnya.

"Kita latihan seperti biasa setiap hari. Kadang cara latihannya harus diatur biar enggak bosan," ucap Jefry kepada Liputan6.com, Senin, 7 November 2016.

Jefry memang sudah menjadi alumnus. Namun ia memiliki ikatan internal dengan almamaternya, sehingga rela menjadi pelatih.

Berbagai lagu pun dibawakan dalam dua ajang tersebut. Namun, menurut dia, tidak hanya lagu berbahasa asing, PSM Undip juga membawakan lagu daerah Indonesia pada kategori folklore di dua negara tersebut, yaitu "Bungong Jeumpa" dari Aceh, "Soleram" dari Riau, dan "Ahtoi Porosh" dari Dayak.

"Kemarin itu kita langsung, jadi seminggu di Barcelona, seminggu di Praha," tutur Jefry.

Sementara itu, salah satu anggota PSM Undip, Agnes Prabani Irma Prasetyarini mengatakan dirinya puas dengan hasil dari perjuangan berlatih selama sekitar setahun untuk persiapan lomba. Para anggota PSM Undip selalu berlatih di tengah kesibukan berkuliah.

"Untuk kompetisi ini kami berlatih dari pukul 18.00 sampai 21.00 WIB, karena kalau sore masih banyak teman-teman yang kuliah. Untuk hari Sabtu, biasanya latihan dari pukul 12.00 atau 15.00 sampai 19.00 WIB. Untuk hari Minggu kita khususkan latihan koreografi," Irma mengungkapkan.

PSM Undip raih emas dari dua kompetisi yang mereka jalani di Eropa (foto : PSM Undip)

Selain Irma, para anggota PSM Undip yang mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional tersebut adalah Anggara Hapsari, Intan Nurliawati, Novena Claudya Simanullang, Otty Chairunnisa, Raden Rara Clarisa Puspa Ramadhanie Mochtar, Veronica Simanjuntak, Annisa Rizki Amalia Hasanah, Asti Chairina Putri, Dhika Cahyapertiwi, dan Elisabeth Kezia Devantie.

Kemudian ada Fadhilah Pandanarum, Suroso, Nathalia Rouli Simbolon, Rahma Deni Widia Putri, Yokhebed Ernest Ratu Tyas, Asnia Uliya Devi, Dennis Ardita, Dita Aulia Ramadhayanti, Adlina Kusumadewi, Anisa Ayundawati Prasetyo, Betsi Kumusaningnastiti, Betinia Hermi Pranasti, dan Debby Ulina Fatmawati.

Ada juga Gianfi Ramadani Condro Suci, Ade Oktafiara Saputra, Alma Angelo, Nanda Ari Fathahillah, Antonio Giovanno Sianipar, Ardan Rasyid Wiradhatama, Bagus Nugroho, Yudi Pratama, Axel Alexander, Muhammad Farchan Jamil, Petra Lustriadi, Danur Ilham Khoiruman Ilham, Deaz Arga Pradipta Arga, Ham Arfian Arbi, Vatara Artanta Silalahi, dan konduktor Jefry Franklin Bode.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya