Wakil Wali Kota Bengkulu Minta Dukcapil Adopsi Layanan Perbankan

Alasannya karena dinas dukcapil adalah OPD dalam jajaran Pemkot Bengkulu yang paling banyak mendapat komplain

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 11 Agu 2020, 10:48 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 10:30 WIB
Wakil Wali Kota Bengkulu Minta Dukcapil Adopsi Layanan Perbankan
Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi ingin pelayanan di Dinas Dukcapil mengadopsi sistem pelayanan seperti Perbankan. (Liputan6.com/Yuliardi HArdjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Bengkulu, yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Kini, kondisinya sudah jauh lebih baik, mulai dari tempat/kantor, fasilitas, SDM, dan pelayanan.

Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi menceritakan bahwa sebelumnya, 18 Oktober 2018 bertepatan dengan 1 bulan dirinya bersama Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dilantik untuk memimpin Kota Bengkulu OPD yang pertama ia datangi adalah dukcapil.

Alasannya, karena dinas dukcapil adalah OPD dalam jajaran Pemkot Bengkulu yang paling banyak mendapat komplain. Di OPD ini per harinya warga yang datang mencapai ribuan orang. Dulu, ia melihat kantor dukcapil kotor dan semrawut. Ruang tunggunya panas, calo bertebaran. Diperparah lagi dengan petugas pelayannya renge alias judes.

"Saya izin dengan Wali Kota membenahi dukcapil. Saya sempat marah! Setumpuk masalah kemudian mulai diurai. Intinya, saya ingin dukcapil harus berubah dan berbenah," cerita Dedy.

Apa saja perubahannya saat ini?

"Kini kantor dukcapil lebih bersih dan rapi. Tidak ada lagi kertas menumpuk di mana-mana. Kini sudah ada counter pelayanan layaknya di kantor perbankan. Sudah ada mobil dukcapil keliling yang setiap hari ke sekolah merekam data anak di bawah 17 tahun sehingga siswa tak perlu bolos atau antre ke dukcapil," jelas Dedy.

Kemudian identitas anak yang sudah direkam, sambung Dedy KTP nya dicetak dan diantar secara kolektif ke sekolah. Per bulan ada kejutan kue HUT ke-17 sembari menyerahkan KTP perdana. Dukcapil keliling juga mendatangi warga disabilitas atau jompo untuk merekam KTP.

Selain itu, akta kematian maksimal 3 hari harus selesai. Bahkan, bisa 1 jam jika data lengkap. Akta kematian langsung diantar ke rumah duka, sekaligus Pemkot Bengkulu sebagai penyelenggara takziah.

"Kini, ruang tunggu di dukcapil sudah sejuk. Sudah disediakan minuman dingin gratis. Kini sudah ada program layanan SLAWE (sistem layanan warga elektronik). Dengan aplikasi slawe.bengkulukota.go.id warga cukup mengakses via online,” papar Dedy.

Namun demikian, dengan perubahan yang lebih baik, bukan berarti pejabat dan pegawai di dukcapil harus merasa puas. Karena menurut Dedy, kondisi ini masih jauh dari target.

"Bukan tidak menghargai kerja keras teman-teman dukcapil. Tapi kita punya standar layanan yang lebih tinggi. Mimpi kami dan harapan kita semua, dukcapil layanannya mengadopsi perbankan. Begitu warga datang, langsung disambut. Siang Bapak/Ibu… Ada yang bisa dibantu. Mau mengurus KTP, KK, Akta? Mari saya antar," ujar Dedy.

Bayangkan, kalau kantor pelayanan publik milik pemerintah Kota Bengkulu bisa selalu menerapkan 3S (senyum, sapa, salam), tidak ada calo, tidak mempersulit dan masyarakat dilayani dengan setulus hati, serta ruang tunggunya harum dan nyaman.

"Tahun depan di mall sudah ada ADM (anjungan Dukcapil Mandiri). Mesin layanan mirip ATM. Warga yang buat KTP, akta dan lainnya cukup di ADM. Bisa atau tidak? Midah- mudahan bisa terwujud," kata Dedy Wahyudi.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya