Mengenal Meranti, Pohon Raksasa Penyerap Zat Karbon Terbaik

Terkenal sebagai paru-paru dunia, Indonesia memiliki ratusan ribu jenis pohon terbaik yang mampu menyerap zat karbon salah satunya adalah meranti.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 30 Sep 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 14:00 WIB
Meranti Kuning, Pohon Raksasa di Pulau Kalimantan
Meranti Kuning, Pohon Raksasa di Pulau Kalimantan (Dok. Liputan6.com)

Liputan6.com, Palangka Raya Terkenal sebagai paru paru dunia, menjadkan Indonesia memiliki ratusan ribu jenis pohon yang mampu menyerap zat karbon, salah satunya adalah Meranti.

Meranti memiliki nama ilmiah genus Shorea yang merupakan turunan dari famili Dipterocarpaceae. Yang menarik, di Indonesia sendiri meranti meiliki 163 spesies dan 91 di antaranya merupakan spesies endemik yang berada di daratan Kalimantan.

Dilansir melalui situs resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten, Meranti biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan kontruksi bangunan maupun bahan dasar furnitur. Sebab kayu ini dikenal sebagai kayu anti rayap.

Sementara itu ada tiga jenis kayu meranti yang terkenal dan paling laris di pasaran, yakni meranti merah, putih, dan kuning. Hal itu karena kayu tersebut karena kekuatan dan keawetannya di segala bidang.

Meranti merah biasanya memiliki diameter batang mencapai 100 centimeter (cm) dan dapat tumbuh hingga 5-30 meter (m). Sedangkan meranti putih memiliki ukuran lebih besar dengan diameter berkisar 180 cm dan ketinggian hingga 55 m, selanjutnya meranti kuning kemampuan tumbuhnya dapat mencapai diameter 150 cm dengan tinggi hingga 60 m.

Selanjutnya merujuk pada situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menegaskan pohon Meranti dapat menampung karbon hingga 250 ton per hektare, dan hal ini yang menjadikan meranti dapat menyedot karbon lebih banyak dibanding jenis pohon di hutan tropis lainnya seperti jati dan akasia.

Selain itu, kehadiran pohon Meranti juga disebut dapat memperbaiki tata air ligkungan, karena akar pohon meranti mampu menampung cadangan air  terutama saat musim kemarau.

Karena hal itu pula, berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan keutuhan spesies meranti, salah satuya dengan menerapkan sistem tebang pilih.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya