Liputan6.com, Yogyakarta - Tangyuan populer sebagai makanan yang wajib dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Makanan khas China ini dibawa oleh imigran Tiongkok ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Tangyuan melebur dengan budaya lokal dan menjadi wedang ronde yang terkenal hingga saat ini. Dikutip dari laman tionghoa.com, dalam sejarah tangyuan berasal dari Dinasti Han.
Konon terdapat seorang dayang bernama Yuan-xiao. Ia sangat rindu dengan orangtuanya, tapi ia tidak bisa meninggalkan istana.
Advertisement
Yuan-xiao dikisahkan menangis siang dan malam karena rindu orangtua dan sampai mencoba bunuh diri. Lalu diceritakan ada seorang menteri yang baik hati mengetahui permasalahannya dan berjanji akan menolongnya.
Baca Juga
Yuan-xiao disarankan untuk membuat sebanyak-banyaknya makanan terbaik yang dia bisa, yakni tangyuan. Makanan tersebut untuk dipersembahkan kepada dewa pada hari ke-15 bulan pertama Tahun Baru China (Imlek).
Akhirnya Yuan-xiao berhasil melakukannya. Kaisar sangat senang sehingga Yuan-xiao diizinkan untuk bertemu dengan orangtuanya.
Saat itu, kaisar mengubah nama makanan tangyuan menjadi yuanxiao. Kemudian, sejak saat itu, hari ke-15 bulan pertama Tahun Baru China dirayakan dengan nama Yuan-xiao Jie atau Festival Yuan-xiao alias Festival Lampion (Lantern Festival).
Meski demikian, di China Selatan masyarakat tidak menggunakan nama yuanxiao. Mereka tetap menyebut makanan ini sebagai tangyuan atau tangtuan.
Sebutan baru ini secara literal berarti bulatan dalam kuah atau gumpalan dalam kuah. Secara turun-temurun, masyarakat China yang datang ke Indonesia membawa hidangan ini.
Tangyuan dimodifikasi oleh masyarakat Indonesia dan menjadi hidangan wedang ronde.