Resmi Masuk Ajax Amsterdam, Jordan Henderson Terima Gaji Rp76 Miliar per Musim

Jordan Henderson bakal mendapatkan gaji sebanyak 4,5 juta euro per tahun atau Rp76 miliar per tahun di Ajax Amsterdam, ditambah dengan 1,5 juta euro.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jan 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2024, 21:00 WIB
Persiapan Inggris Lawan Prancis
Gelandang Inggris Jordan Henderson mengikuti sesi latihan jelang bertemu Prancis pada babak perempat final Piala Dunia 2022, di Stadion Al Wakrah SC di Al Wakrah, selatan Doha, Rabu (7/12/2022). Pemain tmnas Inggris menyadari bahwa Perancis merupakan salah satu tim terkuat di Piala Dunia kali ini, mengingat statusnya sebagai juara bertahan. (Paul ELLIS / AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Jordan Henderson resmi memperkuat Ajax Amsterdam seusai menyelesaikan proses transfernya dari klub Liga Pro Saudi Al-Ettifaq. Pemain asal Inggris itu bahkan menjadi pemain dengan gaji tertinggi di Ajax meski musim lalu tak main di kompetisi Eropa.

Dikutip dari Sky Sport, Jordan Henderson bakal mendapatkan gaji sebanyak 4,5 juta euro per tahun atau Rp76 miliar per tahun di Ajax Amsterdam, ditambah dengan 1,5 juta euro.

Hanya saja, jumlah itu masih lebih kecil ketimbang yang didapatkannya saat membela Al Ettifaq. Di klub Saudi itu, Jordan Henderson bisa mendapatkan gaji sebesar 700 ribu euro atau sekitar Rp11,8 miliar hanya dalam sepekan.

Eks pemain Liverpool itu diikat dengan kontrak sampai musim panas 2026 mendatang, atau ia akan tampil di Eredivisie selama 2,5 tahun.

Jurnalis sepak bola Ajax Valentijn Driessen, menyebut jika Jordan kembali main di Inggris, ia akan membayar pajak yang besar dari gaji yang didapatnya.

"Di Belanda, hal ini lebih mudah dilakukan. Di sini dia juga bisa bergabung dengan dana pemain dan dia hanya perlu membayar 30%. Kami tidak perlu merasa kasihan padanya, karena dia mendapat gaji besar,” kata Driessen.

Pembelian Jordan adalah panic buying

Driessen menggambarkan dalam kolom di surat kabar harian lokal Amsterdam pada Jumat (19/1/2024) adalah kasus panic buying. Alasannya karena Ajax harus mengeluarkan dana sekitar 25 juta euro dalam 2,5 tahun untuk pemain yang sudah cukup tua.

Menurut dia, pembelian ini akan sangat baik jika Jordan Henderson masih muda. Alih-alih begitu, masa keemasan pemain yang pernah menjabat kapten Timnas Inggris itu justru sudah lewat sejak lama.

Jika dengan harga itu Jordan Henderson tak mempu memenuhi ekspekatasi publik Amsterdam, maka pembelian itu adalah pembelian yang gagal.

"Dia tidak akan kehilangan waktu tidur karena hal itu, tapi dia sekarang berusia 33 tahun dan akan berusia 34 tahun pada bulan Juni. Saat kontraknya dengan Ajax habis, ia akan berusia 36 tahun. Sebagai perbandingan, ketika Dusan Tadic dan Daley Blind datang ke Ajax sebagai pemain berpengalaman pada musim panas 2018 untuk membantu perkembangan talenta muda, mereka masing-masing berusia 29 dan 28 tahun," ungkap Driessen.

Menurutnya, kualitas pemain Jordan dalam menguasai bola tidak membuat banyak perbedaan jika dirinya berada di Eredivisie pada usianya saat ini. Terlebih, ia sangat dikhawatirkan bakal mendapat cedera serius dan kariernya berakhir.

"Di Ajax dia harus meningkatkan kualitas pemain-pemain biasa-biasa saja, tapi itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dari tugasnya di Liverpool di mana dia membereskan pemain-pemain yang lemah. Henderson menggantikan dua pemain Inggris yang gagal (Calvin Bassey dan Chuba Akpom), adalah pertaruhan yang sangat mahal bagi Ajax. Tidak peduli seberapa dihormatinya dia dan dipandang sebagai penyelamat di Amsterdam, Henderson dari Liverpool tidak akan pernah memilih Eredivisie," jelasnya.

Sementara, Ajax awalnya menawari kontrak selama satu setengah musim dan satu tahun opsional, tetapi Henderson telah secara pasti menandatangani kontrak permanen selama dua setengah tahun.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya