PGN Kantongi Pendapatan Rp 9 Triliun

Penyerapan pemakaian gas oleh pelanggan industri mempengaruhi kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada kuartal I 2015.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Apr 2015, 21:40 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2015, 21:40 WIB
Ilustrasi PGN
Ilustrasi PGN (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mencatatkan kinerja belum memuaskan pada kuartal I 2015. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 38,07 persen menjadi US$ 109,4 juta atau sekitar Rp 1,41 triliun (asumsi kurs Rp 12.962 per dolar Amerika Serikat) pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 176,67 juta.

Pendapatan perseroan turun 17,25 persen menjadi US$ 696,4 juta atau sekitar Rp 9,02 triliun pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 841,63 juta. Sementara itu, laba operasi mencapai US$ 152,5 juta pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 233,88 juta.

Selama tiga bulan pertama 2015, volume penjualan distribusi gas bumi perseroan sebesar 796 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sedangkan volume tranmisi gas bumi yang disalurkan anak perusahaan PT Transportasi Gas Indonesia sebesar 754 mmscfd dan volume transmisi gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 16,4 mmscfd.

Kondisi ekonomi global dan domestik mempengaruhi kinerja Perseroan hingga kuartal I 2015. Hal ini menyebabkan turunnya penyerapan pemakaian gas oleh pelanggan industri dan pembangkit listrik. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (30/4/2015).

Untuk meningkatkan kehandalan bisnis gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Perseroan melalui anak usaha PT Saka Energi Indonesia pada 2 Februari 2015 mengakuisisi 30 persen participating interest pada Blok West Bangkanai dari Salamander Energy.

Sedangkan pada 15 April 2015 mengakuisisi 11,66 persen participating interest pada blok Muara Bakau dari GDF Suez. Blok Muara Bakau merupakan blok dalam tahap pengembangan. Produksi gas dari lapangan jangkrik dan northeast jangkrik yang dioperasikan oleh ENI diperkirakan akan produksi awal pada kuartal IV 2017. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya