Penuhi Aturan Free Float, BSI Rights Issue Rp 7,15 Triliun

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan BSI akan meraup dana sekitar USD 500 juta, setara Rp 7,15 triliun (kurs Rp 14.300) melalui rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Mar 2021, 18:23 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 18:22 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI)/ BRIS berencana menerbitkan saham baru dengan skema rights issue pada 2021. Aksi korporasi itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan free float 7,5 persen.

Dalam paparannya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan BSI akan meraup dana sekitar USD 500 juta, setara Rp 7,15 triliun (kurs Rp 14.300) melalui rights issue. 

Hal itu disampaikan Tiko, begitu panggilan akrabnya, bersamaan dengan sejumlah rencana perusahaan BUMN yang akan melakukan initial public offering (IPO) hingga 2023. Untuk tahun ini, selain rights issue BSI, ada dua anak perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO.

"Tahun ini ada ada 2 peluang IPO dari perusahaan telco tower terbesar di Indonesia dari Telkom (Mitratel) dan juga Pertamina Geothermal," kata dia dalam Mandiri Investasi - Market Outlook 2021, Rabu (10/3/2021).

Pada 2022,  ada Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) yang juga akan melakukan rights issue.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Deretan Anak BUMN yang Bakal IPO hingga 2023

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan rencana aksi korporasi yang akan dilakukan BUMN mulai 2021 hingga 2023.

Pada 2021, Tiko, begitu panggilan akrabnya, menyebutkan ada dua anak BUMN yang akan melakukan initial public offering (IPO).

"Tahun ini ada ada 2 peluang IPO dari perusahaan telco tower terbesar di Indonesia dari Telkom (Mitratel) dan juga Pertamina Geothermal," kata dia dalam Mandiri Investasi - Market Outlook 2021, Rabu, 10 Maret 2021. 

Tiko menambahkan, tahun ini juga akan ada aksi korporasi dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berupa rights issue. Aksi korporasi itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan free float 7,5 persen. Rencananya, nilai rights issue BSI akan mencapai sekitar USD 500 juta, setara Rp 7,15 triliun (kurs Rp 14.300).

Sementara pada 2022, ada induk dari holding rumah sakit milik BUMN, Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang siap untuk  IPO. Di tahun yang sama BNI dan BTN juga berencana melakukan right issue.

Pada 2023, Telkom Indonesia juga akan mengantarkan anak usahanya di bidang data center untuk melakukan IPO ataupun joint venture partnership. Selain itu, WIKA Realty juga diperkirakan akan merealisasikan IPO pada 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya