Mantap, BSI Masuk 10 Besar Emiten Berkapitalisasi Pasar Terbesar di BEI

Bank Syariah Indonesia (BRIS) masuk dalam jajaran 10 emiten dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Tira Santia diperbarui 25 Feb 2021, 09:34 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2021, 09:34 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan kode saham BRIS masuk dalam jajaran 10 emiten dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kapitalisasi pasar merupakan nilai pasar dari hasil perkalian harga saham per lembar dengan jumlah saham yang ada dalam perusahaan.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi  menjelaskan, berdasarkan data dari Equity Daily Trading Publication Bursa Efek Indonesia (BEI) per 24 Februari 2021, nilai kapitalisasi pasar PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebesar Rp 115 triliun.

“Angka kapitalisasi pasar ini mengalami kenaikan dibandingkan pada saat BRIS melakukan IPO sebesar Rp4,96 triliun,” kata Hery, Kamis (25/2/2021).

Dirut BSI berharap dengan masuknya BSI sebagai 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar Bursa Efek Indonesia, bisa menjadikan saham BRIS primadona.

“Selain itu kami berharap prestasi ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah untuk melantai di bursa,” ujarnya.

Adapun harga saham BRIS per tanggal 24 Februari 2021 adalah Rp2.820 atau naik hampir 5 kali lipat dibandingkan pada saat IPO sebesar Rp510 rupiah per saham. Jumlah saham BRIS setelah penggabungan tercatat sebesar 41 miliar saham.

Sebagai bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, Bank Syariah Indonesia merupakan bank dengan total aset terbesar ke-7 di Indonesia yaitu sebesar Rp240 triliun. Total pembiayaan Bank BSI sampai Desember 2020 mencapai Rp157 triliun dengan total DPK sebesar Rp210 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jaringan

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 jaringan kantor, sekitar 2.400  jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hery menegaskan, Bank Syariah Indonesia berkomitmen menjadi lembaga perbankan yang modern dan  inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi  prinsip syariah.

“Selain itu, Bank BSI juga berkomitmen menjadi bank yang dipilih nasabah karena memiliki produk yang kompetitif dan layanan yang prima sesuai dengan kebutuhan nasabah,” katanya.

Bank BSI dijalankan sesuai dengan prinsip maqashid syariah yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta.  Bank BSI  tidak hanya fokus untuk menggarap commercial finance tetapi juga social finance.

Di mana optimalisasi pembayaran zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) menggunakan metode digital merupakan salah satu strategi Bank BSI untuk memberikan kemudahan sekaligus manfaat dan kebaikan bagi masyarakat.

Demikian, Hery mengatakan komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 50,95 persen; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 24,91 persen; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29 persen; DPLK BRI 1,83 persen;  BNI Life Insurance 0,01 persen; dan Public 5,01 persen.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya