Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan kemarin (22-26 Juli 2013) mengalami tekanan kuar sehingga mengalami penurunan 65,54 poin (1,39%). Capaian IHSG sepekan yang lalu lebih rendah dari pekan sebelumnya yang justru mampu naik 92,3 poin (1,97%).
Pelemahan IHSG kali ini membua laju indeks sektoral mayoritas bergerak di teritori negatif. Meski diakui terdapat satu sektor yang justru menguat yaitu indeks infrastruktur (+0,36%).
Pelemahan indeks tertinggi dialmi sektor saham konsumer yang turun 4,17%, diikuti manufaktur 2,88%, dan properti 2,79%.
Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti dalam wawancara dengan Liputan6.com, menilai volatilitas IHSG masih akan terjadi sepekan ke depan.
"Kalau kami melihat dan perhatikan, IHSG itu bergeraknya di level antara 4.600-4.800 itu di level support sama resistensi," katanya.
Dalam sepekan ke depan, IHSG akan dipenuhi dengan sentimen domestik terutama dari keluarnya sejumlah data makro yang akan keluar. Data tersebut diantara laju inflasi dan neraca pembayaran.
"Akhirnya membuat market ini semua melakukan ekspektasi kira-kira berapa ekspektasi inflasi dan seterusnya," katanya.
Dengan volatilitas yang masih tinggi, sektor-sektor apa saja yang masih bisa menjanjikan kabar positif sepekan ke depan?
Di bawah ini adalah video wawancara khusus Liputan6.com dengan Destry Damayanti:
Pelemahan IHSG kali ini membua laju indeks sektoral mayoritas bergerak di teritori negatif. Meski diakui terdapat satu sektor yang justru menguat yaitu indeks infrastruktur (+0,36%).
Pelemahan indeks tertinggi dialmi sektor saham konsumer yang turun 4,17%, diikuti manufaktur 2,88%, dan properti 2,79%.
Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti dalam wawancara dengan Liputan6.com, menilai volatilitas IHSG masih akan terjadi sepekan ke depan.
"Kalau kami melihat dan perhatikan, IHSG itu bergeraknya di level antara 4.600-4.800 itu di level support sama resistensi," katanya.
Dalam sepekan ke depan, IHSG akan dipenuhi dengan sentimen domestik terutama dari keluarnya sejumlah data makro yang akan keluar. Data tersebut diantara laju inflasi dan neraca pembayaran.
"Akhirnya membuat market ini semua melakukan ekspektasi kira-kira berapa ekspektasi inflasi dan seterusnya," katanya.
Dengan volatilitas yang masih tinggi, sektor-sektor apa saja yang masih bisa menjanjikan kabar positif sepekan ke depan?
Di bawah ini adalah video wawancara khusus Liputan6.com dengan Destry Damayanti: