Beban Naik, Laba Emiten Rokok Naik Tipis

Tiga dari empat emiten rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendulang laba hingga sembilan bulan pertama tahun 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2013, 18:50 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2013, 18:50 WIB
industri-rokok-131022b.jpg
Sebagian besar emiten rokok mencatatkan kenaikan laba pada periode sembilan bulan pertama tahun 2013. Meski demikian, kenaikan beban perseroan membuat laba emiten rokok naik tipis.

Sejumlah emiten rokok pun mencatatkan penurunan marjin laba bersih pada periode sembilan bulan pertama tahun 2013. Hanya PT Wismilak Inti Makmur Tbk yang mencatatkan kenaikan marjin laba bersih.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), salah satu emiten berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laba naik tipis sekitar 1,57% menjadi Rp 7,54 triliun untuk periode Januari-September 2013. Marjin laba bersih perseroan turun menjadi 13,8% hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar 15,33%.

Penjualan perseroan naik 12,86% menjadi Rp 54,69 triliun pada periode Januari-September 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 48,45 triliun. Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 40,3 triliun untuk periode Januari-September 2013.

Perseroan mencatatkan beban penjualan melonjak menjadi Rp 3,22 triliun hingga kuartal ketiga 2013. Beban umum dan admisnistrasi naik menjadi Rp 760,15 miliar. Beban lain-lain naik menjadi Rp 256,33 miliar hingga kuartal ketiga 2013.

Lalu PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan pendapatan naik 12,4% mencapai Rp 40,01 triliun untuk periode sembilan bulan pertama 2013. Meski demikian, laba perseroan naik tipis sekitar 7,6% menjadi Rp 3,23 triliun untuk periode sembilan bulan pertama 2013.

Biaya pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 32,08 triliun hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 28,89 triliun. Beban usaha perseroan meningkat menjadi Rp 3,1 triliun hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,33 triliun. Marjin laba bersih perseroan turun tipis menjadi 8,08% hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun 2012 8,4%.

Sementara itu, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatatkan kenaikan laba signifikan mencapai Rp 110,77 miliar hingga kuartal ketiga 2013. Angka perolehan laba ini naik 108,9% dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 53,02 miliar.

Penjualan perseroan naik 60,91% menjadi Rp 1,19 triliun hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 741,21 miliar. Marjin laba bersih perseroan naik menjadi 9,28% hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya 7 %.

Perseroan memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 7,9 miliar pada kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 155,73 juta. Perseroan dapat menurunkan beban bunga menjadi Rp 8,84 miliar hingga kuartal ketiga 2013. Meski demikian beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 844,34 miliar hingga kuartal ketiga 2013.

Di sisi lain, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mencatatkan kenaikan rugi bersih menjadi Rp 661,15 miliar hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 152,54 miliar. Pendapatan perseroan naik menjadi Rp 8,76 triliun hingga kuartal ketiga 2013.

Dalam keterangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan PT Bentoel Internasional Investama Tbk, Jusuf Salman menuturkan, investasi dan pemasaran yang signifikan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perseroan berdampak terhadap beban penjualan dan beban pokok penjualan. Oleh karena itu, perseroan mencatatkan rugi bersih.

Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 7,48 triliun hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,2 triliun. Beban penjualan perseroan naik menjadi RP 1,49 triliun hingga kuartal ketiga 2013.

Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, adanya kenaikan beban pokok penjualan dan ada cukai serta PPN rokok berdampak terhadap kinerja perusahaan. Ditambah kenaikan upah buruh. Meski demikian, konsumsi masyarakat terhadap rokok yang masih besar memberikan keuntungan bagi perseroan meski pun tipis.

"Oleh karena itu perusahaan menaikkan harga jual namun tetap menjaga marjin dan pangsa pasarnya," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (1/11/2013). (Ahm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya