Liputan6.com, Jakarta Sudah sejauh mana Anda mempersiapkan diri sebelum menyaksikan Avengers: Endgame? Sudah membaca sinopsis atau menonton cuplikan adegan film ini?
Bila belum terpapar bocoran, sebanyak apa pun trailer maupun klip Avengers: Endgame yang telah Anda tonton, film ini dijamin akan membuat penonton terhenyak dalam 15 menit pertama. Pasalnya, penonton langsung dibawa dalam kelokan twist yang tak disangka-sangka.
Di kursi bioskop, mungkin banyak yang bertanya-tanya. Inikah akhir dari perjuangan para superhero Marvel? Apa pertempuran dahsyat yang dijanjikan dalam Avengers: Endgame hanya bualan belaka?
Advertisement
Baca Juga
Jawabannya, tentu saja tidak.
Avengers: Endgame masih menampilkan perjuangan para superhero Marvel hingga titik darah penghabisan.
Namun kali ini, tak hanya dari segi pertempuran fisik, para pahlawan super juga mesti mengalami pergulatan batin. Terutama setelah Captain America (Chris Evans) dkk kembali berkonfrontasi dengan Thanos. Mereka mesti menelan pil pahit, rencana awal mereka gagal mengembalikan rekan-rekan mereka ke bumi.
Dari sini, para superhero Avengers terpencar, mencari jalan mereka masing-masing.
Masih Menghadirkan Ciri Khas Marvel
Penonton lantas dihadapkan dengan reaksi manusiawi para superhero yang menghadapi kegagalan besar mereka. Ada yang menjadi alkoholik, ada pula yang memilih meninggalkan urusan superhero dan hidup berkeluarga.
Ya, di Avengers: Endgame kita betul-betul dihadapkan dengan para superhero yang galau, berwajah murung, dan pesimistis. Namun jangan kira ini bakal menjadi film yang kelam dan membosankan. Avengers: Endgame masih tetap film keluaran Marvel yang kita kenal: menghibur dan penuh humor.
Harapan dan gelak tawa muncul kembali lewat sosok Scott Lang. Ia menawarkan satu solusi yang mungkin bisa membawa kemenangan bagi mereka.
Advertisement
Akhir Sebuah Fase
Marvel sudah lama mendengungkan bahwa Avengers: Endgame adalah akhir dari sebuah fase di Marvel Cinematic Universe. Film garapan Anthony dan Joe Russo ini, bisa dibilang memang sukses melakukannya.
Dari segi plot, film ini sama sekali tak membosankan, meski durasinya mencapai tiga jam. Selain kadar humor dan drama yang seimbang, film ini juga menyajikan bagian peperangan yang sangat apik. Bahkan bisa dibilang, skalanya lebih dahsyat dibandingkan dengan pertempuran klimaks di Avengers: Infinity War.
Hal lain yang menarik dari Avengers: Endgame, adalah kepiawaian sang sineas untuk membagi porsi yang terbilang adil untuk para superhero yang muncul di film ini. Meski ensemble cast terbilang sangat besar, para superhero mendapat spotlight dan perannya dalam film ini.
Di sisi lain, film ini juga berhasil meneguhkan Thanos sebagai sosok yang terbilang kompleks. Dalam beberapa hal ia terbilang melankolis, tapi di sisi lain hatinya penuh dengan kekejaman.
Perubahan Besar
Terakhir, satu pertanyaan besar tentang Avengers: Endgame, yakni tentang nasib para superhero di film ini. Dengan skala peperangan yang begitu dahsyat, banyak yang meyakini bahwa korban dan kerugian menjadi sebuah konsekuensi yang logis dari peristiwa di film ini.
Tanpa membocorkan jalan cerita, seperti sudah diduga, bakal ada perubahan yang besar terjadi dalam film ini. Marvel Cinematic Universe tak akan lagi terasa sama setelah penayangan Avengers: Endgame.
Advertisement
Penghormatan
Hal ini di satu sisi mungkin terasa menyedihkan, tapi di sisi lain merupakan sebuah pernyataan cinta dan bentuk penghormatan pada perjalanan para superhero tersebut. Marvel memberikan pesan tentang inti eksistensi para superhero ini. Yakni tentang cinta dan keberanian untuk terus berjuang, whatever it takes.
Para superhero, yang telah tumbuh dan berkembang bersama penonton selama satu dekade terakhir, diberikan momen final yang begitu bermartabat dan mengharukan.
Mungkin benar kata Mark Ruffalo dalam salah satu wawancaranya. Bahwa penonton perlu membawa tisu saat menonton Avengers: Endgame.