Liputan6.com, Jakarta Drummer bernama Brian Siregar mengawali perjalanan bermusik dari project sekolah yang akhirnya berujung kepada pembuatan mini album.
Kini, remaja yang baru berusia 15 tahun itu baru saja mengeluarkan EP (Extended Play) dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan mini album berjudul Saturday Groove dengan genre fusion jazz.
Saturday Groove selain menjadi judul dari mini album ini, juga merupakan salah satu lagu andalan yang terdapat di dalam album tersebut. Judul Saturday Groove terinspirasi dari aktivitasnya, yang selama pandemi hampir setiap malam Minggu sering diajak ber-jam session bersama sang ayah, kibordis Krishna Siregar.
Advertisement
"Selama dua tahun pandemi di rumah terus, untung papa sering ajak aku jamming supaya aku nggak kebosanan," ujar Brian.
Komposisi Orisinal
Selama proses kreatif, ide untuk membuat lagu dengan judul Saturday Groove semakin berkembang. Pada akhirnya, total 5 lagu yang semuanya adalah merupakan komposisi orisinil (original composition) dari drummer kelahiran Jakarta ini diciptakan.
Diantaranya, Jokers dan The Rat Went Missing pun jadi andalan di album ini. Lagu berjudul Jokers yang merupakan campuran antara genre fusion jazz namun sedikit bernafaskan soul dalam balutan beat yang menghentak penuh semangat ini punya cerita tersendiri.
Menurut Brian, Jokers adalah "wild cards" yang berarti bisa menjadi apapun. Brian sendiri dulu sering melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama teman-temannya, dan kata Jokers sendiri juga terdengar lucu serta menyenangkan di telinganya.
Advertisement
Perasaan Kangen
Sementara pada lagu The Rat Went Missing yang nadanya sangat manis dan melankolis dengan nuansa pop yang cukup kental, ditulis oleh Brian ketika ia sedang sedih karena kangen untuk bertemu serta bermain bersama dengan sahabat-sahabatnya di sekolah.
Selain itu ada lagu yang ia beri judul Idea karena menurutnya dalam kurun waktu dua tahun di rumah selama masa pandemi, diperlukan kreatifitas yang tinggi serta bermacam-macam ide untuk melakukan banyak hal agar tidak kebosanan. Notasi lagu ini sangat melodius campuran antara fusion jazz dan pop dengan rhythm funky yang menghentak.
Lalu ada juga Cascade yang dalam bahasa Indonesia berarti riam atau air terjun. Brian beranggapan bahwa kata Cascade terdengar menyenangkan layaknya air terjun yang jatuh dengan bebasnya.
Dukungan Musisi
Mini album ini didukung oleh musisi-musisi yang sudah tidak asing lagi seperti Damez Nababan (saxophone), Kadek Rihardika (gitar) yang kebetulan keduanya adalah personil band fusion yang sudah tidak asing lagi yaitu Fusion Stuff.
Lalu ada musisi muda berbakat Mason Pantouw (bass) juga Krishna Siregar (pendiri dari Fusion Stuff) pada keyboard yang juga ayah dari Brian.
"Bermain bersama musisi-musisi profesional yang jauh lebih berpengalaman menyadarkan aku akan betapa pentingnya latihan. Dan aku harus berlatih lebih banyak serta lebih giat lagi nih," tegas Brian dengan antusias.
Advertisement
Jadi Produser Sendiri
Sementara yang bertindak sebagai album produsernya adalah Brian sendiri. Ia berkata bahwa ayahnya memberi kepercayaan kepada dirinya untuk memproduseri albumnya sendiri.
"Papa nyuruh aku memproduseri sendiri album ini supaya aku belajar. Jadi bagus atau tidaknya album ini tergantung aku sendiri. It is what it is," katanya.
Dan sebagai seorang produser pendatang baru, banyak sekali hal-hal baru yang ia pelajari. Brian sangat bersyukur dan senang sekali mendapat kesempatan ini.
Mini album karya Brian Siregar dengan racikan musik yang apik ini bisa kita dengar dan nikmati mulai 28 Januari 2022 di platform-platform musik digital.
Sejak Kecil dan Rencana ke Depan
Minat bermusik yang tumbuh sedari kecil, membuat Brian terus berkembang dalam wawasan bermusiknya.
Ia berkata "Dari aku kecil setiap hari papa selalu puterin aku musik. Musik apa saja, tapi seringnya jazz. Jadi lama-lama aku suka musik banget deh, terutama jazz, dan waktu di grade 2 tiba-tiba aku suka dan pengen main drum".
Selain tumbuh dalam lingkungan yang musikal, Brian juga pernah mengenyam pendidikan kursus musik dengan drum sebagai pilihan instrumennya.
Lalu selepas kursus, ia lebih banyak belajar dan memperdalam kemampuannya dengan bimbingan ayahnya. Drummer-drummer yang menjadi idolanya antara lain: Steve Gadd, Buddy Rich, Akira Jimbo, Dave Weckl, dan Vinnie Colaiuta.
Untuk ke depannya Brian berharap mini album beserta perjalanan musiknya bisa diterima oleh banyak khalayak pecinta musik di Indonesia khususnya para pecinta fusion jazz.
"Mudah-mudahan kehadiranku bisa diterima oleh kalangan musik tanah air baik kalangan musisi maupun pecinta musiknya, dan albumku bisa disukai oleh banyak orang," tutup Brian.
Advertisement