Tim Metro Fakultas Teknik UWG Malang Lolos Final KRTI Kemenristek Dikti 2021

Ketua Tim Ahmad Rusli menyatakan, pihaknya langsung kembali kerja untuk bisa memenangkan babak final pada 15 Oktober mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 14:47 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 14:31 WIB
Tim Metro Fakultas Teknik Universitas Widyagama (UWG) Malang sukses menembus babak final Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) Kemenristek Dikti 2021. (Istimewa)
Tim Metro Fakultas Teknik Universitas Widyagama (UWG) Malang sukses menembus babak final Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) Kemenristek Dikti 2021. (Istimewa)

Liputan6.com, Malang - Tim Metro Fakultas Teknik Universitas Widyagama (UWG) Malang sukses menembus babak final Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) Kemenristek Dikti 2021.

Ketua Tim Ahmad Rusli menyatakan, pihaknya langsung kembali kerja untuk bisa memenangkan babak final pada 15 Oktober mendatang.

"Tujuan kami mengikuti Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) adalah untuk mendapatkan pengalaman, dan menyalurkan keilmuan yang ada, untuk memberikan rasa percaya diri serta semangat kepada tim agar tetap berkarya," ujarnya Kamis (7/10/2021).

Dia menyatakan, timnya terdiri  gabungan dari lima Prodi yakni, Elektro, Mesin Sipil, Industri, dan Teknik informatika. Ini adalah kali pertama UWG Malang mengikuti Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI).

"Target kami mengikuti KRTI ini adalah selain memenangkan lomba,  kami juga ingin memperluas pengetahuan di dunia teknologi khususnya di bidang pesawat," sambungnya.

Dia membeber, robot terbang kreasinya dapat monitoring, maping, dan dropping paket secara automonus.

Kompetisi ini terdapat tiga tahap, yaitu pertama seleksi proposal, kemudian Pembuatan pesawat sesuai dengan proposal dan video pesawat mampu terbang dengan beberapa kecangihannya, tahap ketiga merupakan tahap final dimana peserta berlomba untuk menerbangkan pesawat dan melalui rintangan yang sudah ditentukan.

Rintangannya sendiri yakni pesawat terbang sejauh 5 Km dan menjatuhkan barang seberat 0,5 Kg pada droping zone, kemudian kembali ke titik take-off dan juga mapping mengabil gambar pada zona yang di tentukan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ken Arok

"Progress kita saat ini telah sampai 90%, proses yang akan kami lakukan selanjutnya adalah dropping, launcher dan autonomus. Kendala yang kami alami saat ini adalah kendaraan untuk test flight," bebernya.

Keunggulan dari pesawat ini adalah terbuat dari stereform yang dibuat dengan ukuran 2 meter lebar sayap dan 1,5 meter Panjang badan. Selain itu pesawat ini juga bias terbang dengan ketinggian tertentu dan bisa maping (foto udara) sehingga jika digunakan untuk mengirim barang ke daerah terpencil dan pegunungan.

"Pesawat ini diberi nama Ken Arok," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya