Liputan6.com, Surabaya - Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menyatakan, berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, selama 2023 telah terjadi kebakaran hutan di wilayah Gunung Arjuno sebanyak tujuh kali dengan total luasan terdampak sebanyak 5.094,41 hektare.
"Jumlah itu juga termasuk kebakaran hutan Gunung Arjuno sejak 26 Agustus sampai dengan 16 September 2023 yang dampak luasannya mencapai 4.850 hektare," ujarnya, Jumat (22/9/2023).
Ia mengatakan, sebanyak 1.790 personel yang telah ikut terlibat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan Gunung Arjuno dan sebanyak 309 kali water bombing dilakukan dengan total air sebanyak 628.000 liter.
Advertisement
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Kepala BNPB, bupati atau walikota, jajaran TNI, Polri, jajaran OPD terkait, para relawan dan segenap masyarakat yang telah berjibaku tanpa lelah, dalam melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno ini," tuturnya.
Setelah beroperasi hampir sekitar tiga pekan upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan melalui Water Bombing Gunung Arjuno secara resmi ditutup pada hari Selasa (19/9).
Penutupan operasi udara dalam penanganan Karhutla Gunung Arjuno ini didasarkan pada telah mereda kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Gunung Arjuno dalam beberapa hari terakhir.
Operasi udara water bombing ini berawal dari munculnya titik api di Gunung Arjuno, tepatnya di Bukit Budug Asu, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada 26 September 2023.
Minta Masyarakat Waspada Kebakaran
Lantaran kondisi yang kering ditambah dengan arus angin yang kencang, titik api itu akhirnya menyebar luas, bahkan hingga ke empat wilayah, yakni Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto.
"Meskipun operasi udara water bombing telah ditutup, kami ingin mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap risiko kebakaran hutan dan mematuhi petunjuk keselamatan yang diberikan oleh pihak berwenang setempat," kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.
Advertisement