Liputan6.com, Jakarta - Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) menggelar kegiatan 'Pemuda Bersatu; Merajut Budaya, Harmonis Beragama' sebagai wujud dukungan kepada gerakan nasional Revolusi Mental di Da De Miao (Klenteng Kebajikan Agung) Universitas Pancasila.
Hadir dalam acara ini, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Warsito, Ketua Umum Matakin Xs Budi S. Tanuwibowo, serta para Wakil Rektor Universitas Pancasila, Sekretaris Universitas, Dekan, dan Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan juga pemuda-pemudi dari 12 provinsi di Indonesia.
Advertisement
Rektor Universitas Pancasila yang diwakili Sri Widyastuti mengungkapkan rasa bangganya atas terlaksananya kegiatan ini.
“Kebersamaan dalam keberagaman adalah kekuatan utama bangsa kita. Melalui acara ini, kita dapat lebih memahami pentingnya toleransi dan kerja sama antar umat beragama untuk membangun Indonesia yang lebih kuat,” ujarnya Sabtu (10/8/2024).
Xs. Budi S Tanuwibowo menambahkan, budaya dan agama adalah dua pilar yang saling melengkapi dalam membentuk karakter bangsa.
"Pemuda adalah harapan kita untuk membawa harmoni dalam perbedaan,”sambungnya.
Menutup sambutannya, Warsito menyatakan, revolusi mental bukan sekadar slogan, tetapi sebuah gerakan nyata yang harus kita wujudkan bersama.
"Mari jadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk memajukan bangsa,” ujarnya.
Setelah itu para peserta berkesempatan untuk mengunjungi enam rumah ibadah yang terletak di lingkungan Universitas Pancasila. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk memahami lebih dalam tentang keberagaman dan pentingnya hidup berdampingan secara harmonis.
Penampilan Barongsai
Menutup rangkaian acara, penampilan barongsai yang penuh warna dan energi berhasil menghibur dan sekaligus menginspirasi para peserta. Barongsai ini melambangkan semangat persatuan dalam keberagaman, sebuah simbol yang sangat relevan dengan tujuan acara ini.
Dengan acara yang penuh makna ini, diharapkan para pemuda dapat membawa semangat toleransi dan persatuan kembali ke daerah masing-masing, menjadi agen perubahan dalam memperkokoh kesatuan bangsa Indonesia.
Advertisement