Asnawi Mangkualam Bahar merupakan pesepak bola asal Makassar yang kini merumput di K-League 2. Lahir dari ayah seorang legenda sepak bola, gen mengolah si kulit bundar menurun langsung ke darah Asnawi.
Sejak memasuki bangku Sekolah Dasar (SD), Asnawi memang sudah menyukai olahraga populer itu. Ia dibimbing langsung oleh Bahar Muharram, legenda PSM Makassar sekaligus ayah kandung Asnawi. Meski mempunyai privilese, Asnawi cenderung didorong untuk mandiri, sang ayah hanya membekali dirinya dengan pengetahuan dasar dan beberapa hal penting yang perlu ia ketahui.
Untuk mengembangkan permainan, Asnawi akhirnya bergabung bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Hasanuddin. Di sana ia digembleng langsung oleh sang ayah dan beberapa rekannya untuk menjadi pemain hebat.
Selama menimba ilmu, Asnawi memiliki fokus untuk membentuk karakter dirinya terlebih dahulu. Ia diajarkan oleh sang ayah bahwa 'karakter' seorang pemain merupakan hal yang sangat penting di lapangan hijau. Apabila memiliki karakter, maka pemain tersebut tidak mudah goyah dan bisa bertahan dari kuatnya badai yang kapan pun bisa melanda.
Dengan prinsip tersebut, Asnawi tumbuh sebagai pemain kuat nan berkarakter. Dirinya selalu sigap bila menerima perintah dari sang pelatih, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar dan mengandalkan diri sendiri sebagai 'sesuatu' yang paling bisa diandalkan.
Salah satu penerapan prinsip yang pernah ia tunjukkan ialah ketika menimba ilmu di PSM Junior. Waktu itu, sang ayah, yang merupakan asisten pelatih di PSM Makassar disinyalir bakal memuluskan jalan Asnawi untuk mempromosikan dirinya ke tim senior. Desas-desus itu kian menyeruak dan membuat pria kelahiran 4 Oktober 1999 itu jengkel, lantaran isu tak berdasar tersebut semakin meluas.
Akhirnya Asnawi memutuskan hengkang dari PSM Junior untuk membuktikan kepada rekan-rekannya bahwa dirinya bisa masuk ke skuat utama PSM Makassar karena memiliki bakat dan kemampuan yang dibutuhkan tim. Ia lantas berlabuh ke Persiba Balikpapan untuk mengawali karier profesionalnya di sana pada penghujung 2015.
Pemain Muda Potensial
Pasca pindah ke Beruang Madu, Asnawi masuk ke dalam skuat utama Persiba Balikpapan kala mengarungi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. Meski tak selalu menjadi pemain utama, Asnawi tetap memberikan permainan terbaiknya kala diberi kesempatan Jaino Matos, pelatih yang menukangi Persiba Balikpapan waktu itu.
Asnawi bahkan memberikan kejutan dengan menjadi pencetak gol termuda kala berlaga di pertandingan Persiba Balikpapan vs Bali United. Ia membobol gawang Rully Desrian pada menit ke-2, sekaligus menobatkan dirinya sebagai pencetak gol termuda pada usia 17 tahun 5 hari di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Setelah mengarungi satu musim yang hebat bersama Beruang Madu, PSM Makassar menarik Asnawi kembali ke dalam pangkuannya pada 2017. Juku Eja memberikan jaminan menit bermain bagi Asnawi dan tempat utama apabila bisa konsisten di setiap pertandingan.
Dengan ditariknya Asnawi, secara tidak langsung ia telah membuktikan kepada rekan-rekannya bahwa sosok sang ayah tidak memiliki peran sama sekali terhadap kariernya di Juku Eja. Ia tetap berusaha membuktikan kemampuannya sendiri dan menarik perhatian Renne Alberts, pelatih PSM Makassar, untuk menggaetnya.
Cemerlang Berkat Tim Nasional
Nama Asnawi kian dikenal tatkala dirinya aktif membela Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala AFF 2018. Terlebih kala dirinya diplot di posisi bermain yang tak biasa ia mainkan selama ini. Waktu itu, ia diplot sebagai bek kanan oleh Indra Sjafri untuk menggantikan posisi Rifad Marasabessy.
Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Asnawi mampu berkontribusi dengan baik sebagai seorang bek sayap. Ia mampu menjaga kedalaman sekaligus membantu serangan ketika dibutuhkan. Penampilannya begitu apik karena dirinya berduet dengan Saddil Ramdani di sisi kiri pertahanan lawan. Mereka berdua saling mengisi satu sama lain dan bergantian menutup ruang di sisi kanan pertahanan Timnas Indonesia.
Berkat momen tersebut, perubahan posisi Asnawi sebagai bek kanan juga terjadi di PSM Makassar. Pelatih Renne Alberts turut mengamini bahwa posisi tersebut sangat cocok bagi pemain asli Makassar itu. Ditunjang dengan badan yang kokoh serta kemampuan berlari yang cukup, Asnawi menajadi bek kanan modern yang mampu menunjang segala taktik yang diterapkan.
Pelatih Korea Pengubah Nasib
Pada 2019, Timnas Indonesia dinahkodai oleh pelatih anyar asal Negeri Ginseng, Shin Tae-Yong. Eks pelatih Timnas Korea Selatan itu dikenal sebagai pelatih yang keras dan tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun. Ia merupakan tipikal pelatih yang menyukai pemain cerdas, pekerja keras dan tidak menyerah selama 90 menit berlaga.
Untungnya, sosok yang diinginkan Shin Tae-Yong sangat tergambarkan melalui sosok Asnawi. Pemain bertinggi 170 cm itu merupakan tipikal pemain yang mau belajar hal baru, disiplin dan bekerja keras atas prinsip yang dimiliki. Disisi lain, hal tersebut juga dibuktikan oleh Asnawi dengan menunjukkan penampilan gemilang kala mengisi pos kanan skuat Garuda di beberapa pertandingan.
Pasca beberapa bulan mengamati kualitas serta kepribadian para pemain, Shin Tae-Yong memberikan rasa simpati lebih kepada Asnawi. Shin Tae-Yong merasa sosok Asnawi sangat berbeda dari pemain lainnya, sebab Asnawi memiliki etos kerja yang mirip dengan pemain Korea Selatan atau pemain profesional di Eropa.
Berkat keuletan Asnawi dalam berlatih, Shin Tae-Yong akhirnya merekomendasikan bek kanan tersebut untuk merumput ke Liga Korea. Shin Tae-Yong bahkan berani menjadi jaminan para pelatih K-League atas kualitas yang dimiliki Asnawi. Pelatih berusia 51 tahun itu percaya bahwa Asnawi bisa berkembang di sana dan meningkatkan kualitas kedalaman skuat Timnas Indonesia.
Pemain Indonesia Pertama di K-League
Tahun 2021 menjadi tahun yang spesial bagi Asnawi, bagaimana tiidak, Asnawi resmi direkrut oleh Ansan Greeners FC, kontestan Divisi II Liga Korea Selatan (K-League II), sekaligus menjadi pemain Indonesia pertama yang berkiprah di Korea Selatan.
Momen ini merupakan hal yang sudah ditunggu setelah sekian lama oleh Asnawi, ia mengaku sangat menginginkan untuk berkarier di luar Indonesia dan menimba ilmu sebanyak mungkin di sana. Meski gajinya lebih kecil kala memperkuat klub di K-League II, Asnawi tak goyah, sebab prinsip serta tekad untuk berkembang begitu kuat di dalam dirinya.
Walaupun sempat canggung di awal, kini Asnawi menjadi andalan baru skuat Ansan Greeners FC. Ia bahkan beberapa kali diplot sebagai gelandang serang karena memiliki visi bermain yang apik. Hingga hari ini, tercatat, Asnawi telah bermain di enam laga terakhir Ansan Greeners FC dan menorehkan satu assist kala menumpas Daejeon Hana Citizen 1-0 tanpa balas.
Disisi lain, seiring menyeruaknya nama Asnawi di berbagai platform media sosial, perencana dan produser konten video Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KPPF) Kim Dong-hoon, bakal menyediakan konten video yang menggambarkan kegiatan Asnawi selama membela Ansan Greeners FC. Nantinya konten akan dimuat di laman YouTube K-League dan masyarakat Indonesia bisa menonton perkembangan Asnawi yang kian menjadi buah bibir atas penampilannya yang gemilang.
Asnawi sendiri sejatinya hanya dikontrak selama satu musim oleh Ansan Greeners FC. Apabila ia bisa tampil apik hingga akhir musim, manajemen Ansan Greeners FC kemungkinan besar bakal memperpanjang kontraknya di sana. Mari kita berikan doa terbaik untuk karier dan masa depan Asnawi di K-League 2.