Pengertian

Diabetes merupakan kondisi kadar gula darah tubuh yang lebih tinggi dari seharusnya akibat kekurangan insulin. Diabetes juvenile, atau disebut juga diabetes melitus tipe I, merupakan diabetes melitus yang terjadi pada anak-anak akibat pankreas (organ dalam tubuh yang menghasilkan insulin) tidak menghasilkan insulin sebagaimana mestinya.

Penyebab

Dalam keadaan normal, saat makan, tubuh akan memecah-mecah makanan yang dikonsumsi menjadi glukosa dan diserap usus menjadi gula darah. Saat gula darah meningkat, organ pankreas akan mengeluarkan insulin yang akan mengantarkan gula darah tersebut ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi sumber energi.

Pada diabetes juvenile, urutan mekanisme tersebut tidak terjadi karena adanya gangguan sistem imun yang menyebabkan pankreas rusak dan tidak mampu menghasilkan insulin. Karena tak mampu menghasilkan insulin, maka gula akan menumpuk di dalam darah dan tidak dapat masuk ke dalam sel.

Hingga saat ini, penyebab diabetes juvenile belum diketahui dengan jelas. Namun diduga faktor genetik mempengaruhi terjadinya diabetes pada anak-anak. Penyakit ini tidak menurun dari orang tua ke anak.

Diagnosis

Untuk memastikan diabetes, dokter akan melakukan pemeriksaan darah, berupa pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah dua jam setelah makan. Kadar gula darah yang tinggi akan memastikan adanya diabetes.

Untuk memastikan bahwa diabetes tersebut adalah diabetes juvenile, perlu dilakukan pemeriksaan kadar C-peptida dari darah. Kadar C-peptida yang rendah memastikan bahwa diabetes yang dialami merupakan diabetes juvenile.

Gejala

Diabetes juvenile dapat terjadi secara perlahan maupun secara mendadak. Namun biasanya pada tahap awal penyakit, diabetes juvenile tidak menunjukkan gejala apa pun juga.

Bila ada gejala yang muncul, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:

  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya, bahkan harus terbangun beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil.
  • Minum lebih banyak dari anak seusianya pada umumnya.
  • Terlihat lemas dan lebih cepat lelah.
  • Berat badan turun, atau peningkatan berat badannya tak seperti yang seharusnya.
     

Pada anak perempuan, kadang gejala yang muncul berupa pubertas yang terlambat, atau adanya keputihan di vagina akibat infeksi jamur.

Bila diabetes tidak terkendali, tak jarang menimbulkan komplikasi berupa ketoasidosis diabetik (KAD). Kondisi ini ditandai dengan penumpukan zat kimia yang disebut keton, menimbulkan gejala mual, muntah, nyeri perut, gangguan pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kesadaran menurun.

Selain itu, dalam jangka panjang, kadar gula darah yang terus menerus tinggi bisa menyebabkan stroke, penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan gagal ginjal. Dan bila komplikasi-komplikasi ini terjadi, umumnya tak dapat disembuhkan.

Pengobatan

Bila diabetes juvenile telah dipastikan, maka anak harus ditangani oleh dokter spesialis anak ahli endokrinologi.

Diabetes juvenile tidak dapat disembuhkan. Namun dengan menggunakan insulin secara rutin setiap hari, maka kadar gula darah pada penderita diabetes juvenile bisa dikontrol. Insulin diberikan dengan cara disuntikkan di kulit yang memiliki banyak lapisan lemak, biasanya di perut. Biasanya insulin disuntikkan tiga kali dalam sehari.

Selain itu, beberapa hal ini juga perlu diperhatikan:

  • Mengonsumsi makanan yang tinggi serat, dan membatasi karbohidrat yang dikonsumsi
  • Memeriksa kadar gula darah secara rutin
  • Melakukan aktivitas fisik dengan teratur, setidaknya 3–4 kali dalam seminggu

Semua pengobatan ini diperlukan agar anak dapat tetap bertumbuh kembang seperti kebanyakan anak pada umumnya. Oleh karena itu, pengobatannya membutuhkan kerja sama antara dokter, pasien, dan orangtuanya.

Pencegahan

Hingga saat ini belum ada hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes juvenile.