Egy Maulana Vikri merupakan pesepak bola potensial asal Medan, Indonesia. Egy diperkenalkan dengan si kulit bundar oleh ayahnya, Syarifuddin, yang merupakan eks pemain PS Tirtanadi. Sejak belia, Egy telah diasah kemampuannya oleh sang ayah untuk diorbitkan menjadi seorang penyerang.
Maklum, pria yang pensiun pada tahun 2003 itu dulunya merupakan seorang penyerang andalan di klubnya. Oleh karena itu, ia ingin menurunkan seluruh pengetahuannya kepada Egy supaya bisa menyerap segala pengetahuan yang dipunya.
Selain diajar oleh sang ayah, Egy turut menimba ilmu di Sekolah Sepak Bola (SSB) Tasbi di usia 6 tahun. Seiring berjalannya waktu, kemampuan Egy semakin berkembang, ia mampu menyerap dengan baik segala pelajaran yang diberikan kepada dirinya.
Pada tahun 2012 Egy terpilih untuk mengikuti kejuaraan Grassroots Indonesia U-12. Di kejuaraan tersebut, Egy berhasil tampil moncer dan bisa memperlihatkan kemampuan terbaiknya. Ia bahkan menjadi pencetak gol terbanyak dalam ajang tersebut serta membawa timnya menjuarai kompetisi.
Pasca kompetisi selesai dihelat, Egy menjadi bahan pembicaraan para pemandu bakat, salah satunya Indra Sjafri. Egy dinilai memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Ia bahkan dilirik beberapa klub lokal dan menawarkan kontrak kepada dirinya.
Namun, Egy tak mau jemawa, ia memilih tidak menerima kontrak profesional dari klub lokal. Ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan sembari meningkatkan kemampuan bermainnya pada tahun 2013.
Gerbang Kesuksesan Egy
Jalan kesuksesan Egy mulai terlihat kala umurnya menginjak 15 tahun. Waktu itu, ia memperkuat SSB ASIOP Apacinti dalam ajang Gothia Cup U-15 2016 di Swedia. Ia tampil moncer selama kejuaraan berlangsung dan mempersembahkan gelar juara untuk ASIOP Apacinti serta mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Egy juga berhasil menyabet penghargaan pemain terbaik sekalius pencetak gol terbanyak di dalam ajang tersebut. Namanya langsung menjadi perbincangan khalayak publik pasca pagelaran berakhir, Egy dinilai layak untuk merumput di Eropa.
Pasca kembali ke Tanah Air, Egy tak ambil waktu banyak untuk beristirahat. Ia langsung memperkuat Persab Brebes di ajang Piala Soeratin 2016. Lagi-lagi di ajang ini Egy mampu menjadi pemain vital bagi klub yang dibelanya. Ia menorehkan 19 gol dalam ajang tersebut dan membawa Persab Brebes keluar sebagai jawara.
Pilar Utama Timnas Indonesia
Sejak 2014, Egy sejatinya telah memperkuat Timnas Indonesia di kelompok umur U-16. Namun, namanya kian melesat kala membela Timnas Indonesia U-19 di ajang Toulon Tournament 2017 yang berlangsung di Prancis.
Egy sukses membawa Timnas Indonesia U-19 tampil mengesankan dan menobatkan dirinya sebagai pemain paling berpengaruh di ajang tersebut. Hal itu dibuktikan dengan diberikannya penghargaan bernama Jouer Revelation Trophee, penghargaan yang juga pernah diraih oleh pemain kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane di ajang tersebut.
Pasca tampil mengesankan bersama Timnas Indonesia U-19, Egy selalu menjadi pemain langganan Timnas Indonesia di berbagai kelompok umur. Kini, ia fokus untuk membela Timnas Indoensia U-23 hingga Timnas Indonesia senior di pelbagai ajang yang bakal dilakoni Timnas.
Dalam waktu dekat, ia siap membela Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.
Berkarier di Eropa
Egy menjadi salah satu pesepak bola yang diharapkan bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Apalagi dengan performa serta kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar, masyarakat Indonesia yakin bahwa Egy mampu berbicara banyak saat berkiprah di luar negeri.
Seperti diketahui, Egy telah meneken kontrak bersama Lechia Gdansk, klub yang berlaga di kasta tertinggi Liga Polandia. Ia dikontrak selama tiga musim sejak tahun 2018 lalu untuk menimba banyak ilmu serta berkembang di sana.
Selain Lechia Gdansk, sejatinya Egy mendapat beberapa tawaran uji coba dari sejumlah klub besar di Eropa. Seperti Espanyol, Sporting CP, Benfica, Getafe CF, hingga Ajax Amsterdam. Namun, karena ada alasan tertentu, Egy memilih Lechia Gdansk sebagai pelabuhan anyarnya dalam berkarier.
Sejak 2018, Egy memang jarang masuk ke dalam skuat utama. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di tim kedua Lechia Gdansk. Meski begitu, Egy tak pernah menyerah, ia selalu memberikan yang terbaik di Lechia Gdansk II.
Hingga, ia mendapatkan kesempatan untuk tampil bersama tim utama, namun dengan porsi yang tak banyak. Tercatat. ia hanya 10 kali tampil bersama tim utama selama beberapa musim membela Lechia Gdansk.
Tahun ini merupakan musim terakhirnya di Liga Ekstraklasa apabila kontraknya tak diperpanjang. Belum diketahui pelabuhan mana yang dituju Egy di perjalanan selanjutnya. Masyrakat Indonesia hanya bisa berdoa supaya Egy bisa terus mengembangkan kemampuannya dan menjadi pemain andalan Timnas Indonesia, yang kelak bisa membawa Timnas Indonesia sebagai macan Asia.
Penghargaan
- Top Skor Grassroots Indonesia U-12: 2012
- Top Skor Gothia Cup U-15: 2016
- Pemain Terbaik Gothia Cup U-15: 2016
- Top Skor Soeratin Cup: 2016
- Breakthrough Player Toulon Tournament: 2017
Berita Terbaru
5 Faktor Penyebab Kegagalan Timnas Indonesia di Fase Grup Piala AFF 2024, Penyerang Kurang Tajam
Taruna Akademi Angkatan Laut Raih 3 Medali Emas di Ajang NASPO & I2ASPO 2024
Industri Game Indonesia Masuk Era Keemasan, Ini Buktinya
Masih Relevankah Penyelenggaraan Kompetisi Bikini di Ajang Kontes Kecantikan untuk Pemberdayaan Perempuan?
Benarkah Tidak Boleh Sholat saat Adzan Masih Berkumandang? Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Rafael Struick Dapat Banyak Kritik Selama Dukung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, STY Beri Pembelaan
VIDEO: Iklim dan Minimnya Pekebun Muda Menekan Pasokan Pohon Natal
Timnas Indonesia Gagal Lolos Fase Grup Piala AFF 2024, Erick Thohir Akan Evaluasi Kinerja Shin Tae-yong
Pelajaran Berharga dari Kekalahan Timnas Indonesia Lawan Filipina, Disiplin dan Mentalitas Jadi Kunci
Harga Kripto 22 Desember 2024: Bitcoin Cs Kembali Terkoreksi
Koridor 1 Transjakarta Rute Blok M-Kota Terancam Dihapus, Ini Penyebabnya
Media Vietnam Sebut Kartu Merah Muhammad Ferrari Jadi Faktor Kunci Perubahan Permainan Timnas Indonesia