Pengertian

Gagal hati, atau secara medis disebut sirosis hati, merupakan kondisi kerusakan hati yang bersifat progresif. Sel-sel hepatosit di hati yang berfungsi untuk menetralkan racun, membentuk protein dan zat pembekuan darah, serta mengatur metabolisme hormon mengalami kerusakan dan berubah menjadi jaringan parut. Kondisi ini menyebabkan hati tidak bisa lagi berfungsi optimal sebagaimana mestinya.

Jaringan parut di hati menyebabkan hati mengeras, sehingga darah tidak bisa mengalir masuk ke dalam hati. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di seluruh tubuh pun ikut terganggu.

Penyebab

Penyebab yang paling sering ditemui pada gagal hati, adalah:

  • Infeksi hepatitis B yang tidak diobati
  • Infeksi hepatitis C yang tidak diobati
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang
  • Perlemakan hati (fatty liver)
  • Keracunan zat yang mengandung metal
  • Infeksi parasit, seperti schistosoma
  • Kelainan genetik
  • Di Indonesia, lebih dari 50% kasus gagal hati disebabkan karena infeksi hepatitis B.

Diagnosis

Untuk menentukan adanya kondisi gagal hati, beberapa pemeriksaan ini umumnya diperlukan oleh dokter:

  • Pemeriksaan fungsi hati, seperti SGOT dan SGPT dari darah
  • Pemeriksaan USG, CT scan, atau MRI hati untuk melihat bentuk hati, adakah terbentuk jaringan parut atau tumor di hati
  • Pada tahap lanjut, penderita gagal hati juga dapat mengalami muntah darah atau buang air besar hitam akibat aliran darah yang terganggu. Bila kondisi ini terjadi, pemeriksaan endoskopi juga dibutuhkan untuk melihat adanya varises di pembuluh darah saluran pencernaan, khususnya di kerongkongan, sebagai akibat dari gagal hati.

Gagal Hati

Gejala

Pada tahap awal gagal hati, umumnya tidak terlihat gejala khusus. Jika pun ada, gejalanya biasanya tidak khas, hanya berupa kondisi lebih cepat lelah atau nafsu makan berkurang. Seiring semakin banyak sel hepatosit yang rusak, gejalanya baru semakin jelas.

Pada gagal hati tahap lanjut, gejala dapat sangat bervariasi antara lain:

  • Badan terlihat kuning, air seni berwarna seperti teh, dan kulit sering gatal akibat gangguan metabolisme bilirubin.
  • Tubuh dan tungkai kaki bengkak akibat hati tidak bisa memproduksi protein lagi
  • Sulit tidur, bicara meracau, bahkan dapat terjadi penurunan kesadaran karena racun amonia yang tidak bisa dinetralkan oleh hati.
  • Payudara membesar dan telapak tangan memerah karena penumpukan hormon estrogen
  • Gusi berdarah atau perdarahan saluran pencernaan karena hati tidak bisa memproduksi zat pembekuan darah.
  • Gangguan aliran darah yang menyebabkan penderita gagal hati mengalami muntah darah, buang air besar hitam, atau tampak kelokan pembuluh darah di sekitar pusar.
  • Gejala tidak khas seperti mudah lelah, nafsu makan turun, tubuh semakin kurus, atau rambut rontok.

Pengobatan

Bila diketahui pada tahap awal, gagal hati dapat diobati dengan cara mengobati penyakit yang menyebabkan kondisi gagal hati. Bila gagal hati disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau hepatitis C, maka infeksi tersebut harus diobati lebih dulu. Bila gagal hati disebabkan karena kebiasaan minum alkohol, maka yang terpenting adalah tidak mengonsumsi alkohol sama sekali untuk seterusnya.

Bila gagal hati diketahui pada tahap lanjut, maka tidak banyak pengobatan yang dapat dilakukan. Pengobatan biasanya ditujukan untuk meredakan gejala yang muncul saja, tetapi tidak menyembuhkan. Hingga kini, satu-satunya pengobatan untuk menyembuhkan gagal hati adalah dengan transplantasi hati.

Pencegahan

Untuk mencegah gagal hati, hal berikut ini perlu dilakukan:

  • Stop kebiasaan mengonsumsi alkohol
  • Karena hepatitis B dan C menjadi penyebab paling sering dari gagal hati, lakukan pemeriksaan hepatitis B dan C dengan cara melakukan pemeriksaan HBsAg dan anti HCV di laboratorium
  • Lakukan vaksinasi hepatitis B
  • Cegah penularan hepatitis B dan C dengan cara menghindari seks bebas, tidak menggunakan narkoba.