Liputan6.com, Jakarta Seorang ayah menyelamatkan hidup putrinya, Allie Driva yang hampir meninggal. Kini, Ryan pun berbagi foto bahagia bersama putri keduanya tersebut.
Sebelumnya, Driva mengalami sakit di hatinya. Dokter pun menyatakan hati milik Driva hitam, dan mengeras seperti batu. Pada Juli lalu, hati itu dikeluarkan dari tubuh mungilnya.
Driva hampir saja meninggal setelah menderita atresia bilier, yaitu suatu kondisi di mana saluran empedu meradang dan diblokir, menyebabkan gagal hati, dilansir laman Dailymail, Jumat (2/9/2016).
Advertisement
Ketika Driva lahir, kulit dan matanya kuning. Dan beberapa minggu setelah itu ia didiagnosis kondisi hatinya berpotensi fatal. Pada April tahun lalu, ia pun menjalani prosedur di mana sebagian ususnya diambil dan dilekatkan pada hatinya untuk membantu aliran empedu dari organ.
Upaya penyembuhannya di Kaiser Medical Center tidak berhasil, kondisinya semakin buruk dengan cepat dan menyebabkan perutnya membengkak. "Jika Anda menyentuh perutnya, Anda bisa merasakan hatinya. Itu sekeras batu, seharusnya kan lembut," kata sang ibu.
"Dokter mengatakan dia punya beberapa bulan untuk mendapatkan transplantasi atau akan meninggal. Itu menakutkan, kami sangat takut dan menangis," tambahnya.
Pada Juni 2015, Driva yang baru berusia lima bulan, masuk daftar tunggu di Rumah Sakit Anak. Waktu terus berjalan, ide untuk transplantasi dari organ hidup masih diperdebatkan. Namun akhirnya sang ayah melakukan tes darah.
Ryan menyumbangkan sebagian hatinya kepada sang putri. "Belajar bahwa bisa menyelamatkan putri saya adalah hal yang sangat paling membahagiakan dalam hidup saya. Dan saya akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya."
Ayah berusia 30 tahun ini menjalani operasi selama enam jam bersama ahli bedah untuk diambil lobus kiri hatinya, di USC Tek Medical Center. Ia pun tak bisa berjalan selama beberapa hari karena otot perutnya dipotong dokter.
"Ketika aku melihat dia tersenyum, dan saya memeluknya rasanya benar-benar baik. Dia pulih dengan baik. Saya melihat matanya yang putih untuk pertama kalinya," ujar Ryan.
Semula Ryan tak berpikir untuk menjadi pedonor hidup sampai petugas medis menyarankannya. "Saya berbagi gambar hati Allie karena saya ingin orang-orang menjadi pendonor juga. Sehingga organ tidak sia-sia ketika mati. Orang bisa menyelamatkan nyawa lain."