Sejarah
Hari Buruh Internasional atau May Day, adalah hari untuk memperingati perjuangan bersejarah buruh dan keberhasilan yang dibuat oleh gerakan pekerja dan buruh. Setiap tahun, May Day dirayakan di berbagai negara pada 1 Mei.
Mengutip Britannica, sejarah May Day sebagai hari buruh lahir dari sebuah federasi internasional kelompok sosialis dan serikat buruh. Mereka pada 1889 menetapkan 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada 1886.
Di Eropa, 1 Mei secara sejarah dikaitkan dengan festival pagan pedesaan. Namun, makna asli hari itu secara bertahap digantikan oleh asosiasi modern dengan gerakan buruh.
Di Uni Soviet dahulu, para pemimpin menyambut hari libur baru dan meyakini itu akan mendorong pekerja di Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk melawan kapitalisme.
Hari Buruh Internasional atau May Day di banyak negara di seluruh dunia telah diakui sebagai hari libur umum. Hari Buruh Internasional pun biasanya diperingati dengan demonstrasi atau aksi unjuk rasa untuk mendukung para pekerja.
Kendati demikian, tidak semua negara merayakan May Day pada 1 Mei. AS dan Kanada memiliki semangat perayaan yang sama atau dikenal dengan nama Labor Day, tapi peringatannya dilakukan setiap Senin pertama pada bulan September.
May Day di Tengah Pandemi 2020
Hari Buruh Internasional, diperingati setiap 1 Mei. Pada 2020 menjadi tahun berat bagi pelaku usaha, juga berimbas pada buruh.
Akibatnya tak tanggung-tanggung, tidak sedikit buruh yang harus dirumahkan bahkan kena PHK. Bertahan di tengah pandemi virus corona juga sulit dilakukan pengusaha.
Jika biasanya pada hari buruh yang sering disebut May Day ada aksi demonstrasi, longmars, dan aksi sosial seperti donor darah, maka kali ini tak ada lagi.
50.000Â Buruh Gelar Demo untuk Peringati Hari Buruh 2021
Bersamaan dengan hari buruh Internasional, May Day, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama elemen buruh yang lain dan mahasiswa akan melakukan aksi unjuk rasa. Demikian disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal, Jum'at (30/4/2021).
Menurut Said Iqbal, aksi ini melibatkan 50.000 ribu buruh, yang tersebar di 24 provinsi, 200 kabupaten/kota dan di 3.000 pabrik.
"Untuk di tingkat nasional, aksi akan dipusatkan di Istana dan Gedung Mahkamah Konsultasi," kata Said Iqbal.
"Tentu kita akan mengikuti arahan aparat keamanan dan Satgas Covid-19 untuk mengikuti standar kesehatan pencegahan Covid. Peserta aksi akan melakukan rapid antigen, memakai masker, hand sanitizer, dan menjaga jarak," lanjutnya.
Sementara itu, daerah pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres dan Satgas Covid-19 di daerah setempat.
Said Iqbal meminta agar tidak ada larangan terhadap massa buruh yang hendak melakukan aksi May Day.
Adapun tuntutan yang akan disuarakan kaum buruh dalam May Day ada dua. Pertama, cabut/batalkan omnibus law UU Cipta Kerja. Di mana buruh meminta Hakim Mahkamah Konstitusi memenangkan uji formil dan uji materiil yang diajukan buruh. Isu kedua, berlakukan UMSK 2021.Â