Pengertian

Kista pilonidal merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya kantong abnormal pada kulit yang umumnya mengandung rambut atau jaringan kulit mati. Kista pilonidal hampir selalu terdapat di dekat lokasi tulang ekor, tepat di atas belahan bokong.

Kondisi ini biasanya terjadi apabila rambut menembus kulit dan kemudian tertanam. Bila kista pilonidal terinfeksi, pembengkakan yang terjadi umumnya terasa sangat nyeri. Dokter dapat melakukan drainase untuk mengeluarkan cairan pada kista melalui sayatan kecil atau melakukan pengangkatan melalui proses pembedahan.

Kista pilonidal paling sering terjadi pada pria usia muda dan dapat terjadi berulang. Mereka yang banyak melakukan aktivitas duduk untuk jangka waktu yang lama –seperti pengemudi truk, memiliki risiko yang tinggi terhadap kista pilonidal.

Kista Pilonidal

Penyebab

Penyebab kista pilonidal belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar kista pilonidal diduga terjadi akibat rambut yang menembus kulit. Friksi dan tekanan, merupakan faktor pemicu terjadinya rambut lepas yang bisa menembus kulit.

Tubuh kemudian dianggap rambut tersebut sebagai benda asing dan selanjutnya akan membentuk kista di sekitar rambut tersebut. Friksi dan dan tekanan dapat terjadi akibat gesekan kulit, pakaian yang ketat, duduk untuk jangka waktu yang cukup lama, bersepeda, dan sebagainya,

Beberapa kondisi tertentu diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kista pilonidal, termasuk faktor berikut ini:

  • Jenis kelamin, di mana pria diduga memiliki risiko yang lebih tinggi
  • Usia muda, kista pilonidal paling sering terjadi pada orang berusia sekitar 20 tahun
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Gaya hidup kurang aktif
  • Pekerjaan yang menuntut seseorang berada pada posisi duduk dalam jangka waktu yang lama
  • Banyak memiliki rambut tubuh

Gejala

Ketika terinfeksi, kista pilonidal dapat mengalami pembengkakan, yang disebut abses. Tanda dan gejala dari kista pilonidal yang terinfeksi antara lain adalah:

  • Timbulnya rasa nyeri
  • Muncul kemerahan pada kulit
  • Keluarnya nanah atau darah dari celah pada kulit
  • Bau tidak sedap yang keluar dari nanah

Diagnosis

Proses penentuan diagnosis dari kista pilonidal umumnya dilakukan melalui wawancara medis untuk mengetahui gejala yang dirasakan oleh penderita. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung pada benjolan kista.

Pengobatan

Penanganan awal untuk kista pilonidal umumnya dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan cairan kista. Pemberian bius lokal di daerah yang akan dibedah biasanya diperlukan pada prosedur ini.

Bila kista timbul berulang kali, ada kemungkinan diperlukan prosedur pembedahan yang lebih ekstensif. Tujuannya adalah untuk mengangkat kista seluruhnya.

Perawatan luka pasca pembedahan penting diperhatikan. Dokter dan perawat yang menangani kondisi tersebut akan memberi penjelasan mengenai cara mengganti balutan, waktu yang diperlukan selama proses penyembuhan, dan hal-hal lain yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah berulangnya kondisi tersebut.

Selama proses penyembuhan pasca pembedahan, penderita juga perlu memerhatikan jika terjadi infeksi pada bagian yang dibedah. Jika hal tersebut terjadi, penderita sebaiknya segera menemui dokter untuk mencegah kondisi semakin memburuk.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya kista pilonidal, beberapa hal dapat dilakukan. Upaya tersebut antara lain:

  • Menjaga kebersihan tubuh, khususnya bagian bokong dan sekitarnya
  • Mengurangi berat badan, khususnya bagi orang yang memiliki berat badan berlebih
  • Mengindari posisi duduk dengan jangka waktu yang lama