Mencari Hilal ialah sebuah film drama Indonesia. Film yang rilis tahun 2015 ini dibintangi oleh Deddy Sutomo, Torro Margens, Erythrina Baskoro, Oka Antara. Film ini menceritakan tentang tokoh Mahmud yang dengan tulus berjuang terhadap Islam, namun tercederai dengan isu sidang Isbat oleh Kementerian Agama yang menelan dana sebanyak 9 milyar hanya untuk menentukan hilal.
Hal tersebut membuat tokoh Mahmud teringat dengan tradisi pesantrennya dulu, setelah bubar puluhan tahun lalu. Mahmud ingin membuat tradisi itu muncul kembali. Ia ingin membuktikan bahwa ibadah tidak dibuat untuk memperkaya diri. Meski sempat ditentang anak-anaknya, Mahmud akhirnya pergi dengan ditemani anak bungsunya, Heli, meski hubungan bapak dan anak ini tidak harmonis. Di perjalanan, mereka bertemu dengan banyak orang dan banyak peristiwa yang mungkin akan mengubah dua hati yang lama terpisah ini. Film ini dirilis oleh perusahan produksi MVP Pictures, Studio Denny JA, Dapur Film, Argi Film, Mizan Productions.
Tak Laku di Indonesia, Mencari Hilal Masuk Festival Film Tokyo
Sejak film Mencari Hilal tayang di bioskop, rumah produksi Mizan Production, MVP Pictures, dan Dapur Film menargetkan penonton sebanyak 250 ribu. Sayangnya, peminat film besutan Ismail Basbeth hanya 12 ribu orang saja. Namun, itu tak membuat patah semangat para produsernya. Mereka pun mengikuti film ini dalam Tokyo International Film Festival 2015. "Hari ini baru mendapatkan kabar, kalau film `Mencari Hilal` ini masuk festival film di Tokyo. Kami merasa bangga dan senang, sekaligus kaget juga," kata Hanung Bramantyo, di kantor MVP Pictures, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015). Sebagai salah satu produser, Hanung Bramantyo pun diyakini sang sutradara kalau film `Mencari Hilal` merupakan film bagus. Untuk itu, ia pun yakin kalau film tersebut memiliki tempat sendiri bagi penontonnya.
Kenapa Penonton Mencari Hilal Sedikit?
Jika Anda tinggal di Jakarta dan ingin nonton Mencari Hilal, film yang begitu dipuja-puji itu, segeralah ke bioskop. Mengecek situs jaringan bioskop group Cinema 21, Senin(27/7/2015), Mencari Hilal masih menyisakan 3 layar di 3 bioskop dengan jam main sehari dua kali saja, tidak full show. Hal tersebut tentu amat disayangkan. Sebab, Mencari Hilal film yang bagus dari segi kualitas tema cerita maupun pencapaian teknis sinema. Selama ini sering dikeluhkan film Indonesia yang berkualitas sedikit. Tapi, ketika disuguhi film berkualitas toh yang nonton sedikit. Dari sini, timbul pertanyaan, apa penonton film Indonesia tak suka film baik? Dari berbagai obrolan yang saya amati di dunia maya dan dunia nyata, Mencari Hilal tampaknya memang ditakdirkan meraih sedikit penonton. Menurut pengamat film Yan Widjaya, dari pengakuan teman-teman wartawan yang mendapat cerita dari pihak-pihak yang terlibat dalam produksi Mencari Hilal, filmnya memang tak diniatkan sebagai karya komersil. Artinya, penonton sedikit sudah mereka perkirakan. Tapi bagi saya itu jawaban aneh. Film, seberkualitas apapun, tentu saja awalnya adalah karya komersil. Film dibuat bukan dengan daun, tapi uang. Pihak eksekutif produser dan produser yang mengeluarkan modal, tentu ingin untung dari film yang mereka buat.