Jenderal (Purn.) Moeldoko mengakhiri jabatannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Namun, ia kembali menjabat Kepala Staf Kepresidenan pada Kabinet Indonesia Maju.
Moeldoko pun sudah dilantik kembali menjadi KSP pada Rabu, 23 Oktober 2019 bersama dengan 34 menteri dan 4 pejabat setingkat menteri lainnya.
Sebelumnya, Moeldoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau KSAD. Selama mengemban tugasnya, dia dikenal profesional dan dekat dengan rakyat.
Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi Panglima TNI pada masa presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Pendidikan dan Masa Kecil
Pria kelahiran 8 Juli 1957 ini menempuh pendidikan Akademi Militer pada 1981.
Dikutip dari www.moeldoko.com, Moeldoko lahir sebagai anak bungsu 12 bersaudara dari pasangan suami istri Moestaman dan Hj Masfuah.
Dia berasal dari keluarga yang tidak punya dan pernah hidup susah di kampungnya yang jauh dari perkotaan.
Sejak kecil Moeldoko selalu bekerja keras, bahkan nyaris tak pernah melipat jemari tangannya karena bekerja tiada henti.
Dia mengerjakan proyek pembangunan desa hingga menyediakan pasir dan batu yang diangkut dari pinggir kali setiap hari seusai pulang sekolah. Semua itu dilakukannya untuk membantu menopang kebutuhan keluarganya.
Pada 15 Januari 2014, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan disertasinya berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia" (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan).
Tak hanya itu, Moeldoko juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk periode 2017-2020.
Pendidikan Militer
Pada 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013, Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Kemudian sebelum ditunjuk sebagai KSP, Moeldoko menjadi Panglima TNI pada 2013-2015.
Dia resmi menjabat sebagai Panglima TNI setelah dilantik Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Istana Merdeka pada 30 Agustus 2013.
Kala itu, Moeldoko menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun.
Setelah dua tahun menjabat Panglima TNI, pada 14 Juli 2015 Moeldoko secara resmi menyerahkan jabatannya pada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Moeldoko merupakan perwira penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri pada 1981.
Ia mengawali karier sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana pada 1981. Nama Moeldoko kemudian melesat sejak menjabat Kasdam Jaya pada 2008.
Puncak karier militernya menjadi Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.
Penghargaan Militer
Selama karier militernya, Moeldoko banyak memperoleh berbagai penghargaan dan tanda jasa.
Operasi militer yang pernah diikutinya antara lain Operasi Seroja Timor-Timur 1984 dan Konga Garuda XI/A 1995.
Moeldoko juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Ia juga mendapatkan Bintang Adhi Makayasa pada 2010.
Miliki M Foundation
Kala masih aktif menjadi Panglima TNI, Moeldoko mendirikan masjid megah ber-arsitektur Turki, Masjid Dr H Moeldoko di kota tempat ia menghabiskan masa mudanya, Jombang, Jawa Timur.
Masjid yang berada dalam kompleks Islamic Center itu berlokasi di perbatasan Jombang dan Kediri, tepatnya di Jalan Raya Desa Kayen Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang.
Masjid ini diresmikan pada 1 Juni 2016, lebih cepat dari peresmian Islamic Centre Dr H Moeldoko yang baru diresmikan pada 6 Juni 2016.
Masjid ini dilengkapi fasilitas pendidikan dan sosial seperti panti asuhan, madrasah, gedung TKA Dharma Wanita, dan Taman Pendidikan Alquran.
Moeldoko juga mendirikan M Foundation, sebuah yayasan sosial yang memiliki fokus kegiatan sosial dalam hal memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak yatim hingga jenjang perguruan tinggi.
Bantuan pendidikan M Foundation diberikan dengan persyaratan siswa akan diseleksi dan dievaluasi prestasi belajarnya secara berkala. Moeldoko ingin agar anak-anak yang dibantu M Foundation ini menjadi manusia Indonesia yang lengkap seutuhnya.