Roman Arkadievich Abramovich atau lebih dikenal dengan nama Roman Abramovich adalah seorang miliarder Rusia dan pemilik perusahaan investasi Millhouse Capital, yang dianggap sebagai salah seorang oligarki Rusia.
Di Rusia, Abramovich adalah seorang gubernur untuk provinsi Chukotka, yang terpilih pada tahun 2000. Di luar Rusia, ia terkenal sebagai pemilik klub sepakbola Premier League, Chelsea. Selain hal-hal tersebut, kegiatan Abramovich lainnya tidak diketahui oleh publik.
Menurut majalah Forbes 2006, pada 13 Februari 2006 ia memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 18.2 miliar. Sedangkan menurut majalah Finance Rusia pada Januari 2007, kekayaannya mencapai US$ 21 miliar. Selain itu, ia dianggap sebagai orang terkaya yang tinggal di Inggris Raya pada tahun 2003.
Rusia Serang Ukraina, Bos Chelsea Roman Abramovich Terancam Diusir
Invasi Rusia ke Ukraina jadi alasan baru untuk melucuti kepemilikan Crazy Rich Roman Abramovich atas klub sepak bola Chelsea di Inggris. Abramovich yang dikenal pengusaha minyak disebut-sebut dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Atas kepemilikannya itu, Chelsea berubah wujud menjadi klub raksasa Eropa yang disegani. Tercatat, sejak dimiliki Abramovich pada 2003, Chelsea berhasil meraih 18 trofi bergengsi, termasuk gelar juara Liga Champions.
Selama kurun waktu hampir 20 tahun itu, Abramovich telah menjadi selebritas di media Inggris. Dan menjadi pemantik bagi orang Rusia yang sudah sangat kaya untuk hijrah dan membeli properti di Inggris, khususnya di London. Fenomena itu yang menyebabkan banyak orang menyebut London saat ini dengan ‘Londongard’.
Konflik Rusia dan Ukraina secara tidak langsung mengungkit kembali kekayaan Abramovich di Inggris. Bloomberg Billionaires Index bahkan menyebut, kekayaan sang taipan Rusia yang dekat dengan Putin itu mencapai 15 miliar dolar.
Hal ini yang membuat, anggota parlemen dari Partai Buruh Inggris, Chris Bryant, menuntut pemerintahan Inggris ‘menendang’ Abramovich keluar Inggris.
Tak hanya itu, seperti dikutipn dari laman fortune.com, Chris Bryant juga mendesak pemerintah Boris Johnson menyita aset Abramovich di Inggris, termasuk Chelsea dan perusahaan investasinya yang berbasis di London.
Namun demikian, desakan Partai Buruh Inggris yang ingin menjatuhkan sanksi kepada Abramovich perlu dipikir ulang. Seperti dikutip dari laman Huffingtonpost, parlemen Inggris tidak punya landasan hukum kuat untuk mengusir Abramovich. Apalagi bos minyak tersebut sudah bukan lagi dianggap sebagai WN Rusia. Sejak 2018, dirinya masuk ke Inggris sebagai WN Israel.