Pengertian

Skorbut atau scurvy adalah kekurangan atau defisiensi berat vitamin C. Padahal vitamin C dibutuhkan tubuh antara lain untuk membentuk kolagen, yaitu bahan pembuat jaringan ikat. Jaringan ikat pada tubuh sangat lah penting untuk mendukung struktur dan penyokong kerja tubuh, seperti pembuluh darah.

Kondisi ini jarang terjadi, karena biasanya seseorang akan mendapatkan vitamin C dari makanan sehari-hari, terutama buah dan sayuran. Skorbut akan terjadi ketika seseorang kekurangan vitamin C dalam waktu setidaknya tiga bulan.

Skorbut

Penyebab

Penyebab skorbut adalah kurangnya mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C. Meski demikian, terdapat juga berbagai faktor risiko yang akan membuat seseorang mengalami skorbut.

Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:

  • menjalani program diet tertentu, dengan asupan hanya sedikit atau bahkan tidak ada sumber vitamin C sama sekali.
  • Mengonsumsi hanya sedikit makanan, yang mungkin disebabkan oleh gangguan makan. Hal ini sering kali terkait dengan beberapa kondisi, seperti anoreksia, sedang dalam kondisi sakit parah, atau sedang menjalani terapi berat seperti kemoterapi.
  • Pola makan yang kurang baik dan memiliki kebiasaan merokok yang dapat mengurangi penyerapan vitamin C.
  • Memiliki pola makan yang kurang baik dan sedang hamil atau menyusui., di mana dalam kondisi ini tubuh sebenarnya membutuhkan lebih banyak asupan vitamin C.
  • Mengalami gangguan sistem pencernaan yang parah seperti penyakit Crohn.
  • Bayi, anak-anak yang kurang gizi, dan orang lanjut usia.
  • Mereka yang memiliki kecanduan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.

Skorbut dapat menyebabkan anemia, kelelahan, perdarahan spontan, nyeri pada anggota badan terutama pada kaki, serta bengkak pada beberapa bagian tubuh. Selain itu, kondisi ini terkadang juga menimbulkan luka atau tukak pada gusi dan kehilangan gigi.

Diagnosis

Dokter akan menentukan diagnosis terhadap skorbut berdasarkan serangkaian wawancara medis mendetail untuk mengetahui gejala yang dialami penderita dan pemeriksaan fisik secara langsung. Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk memeriksa kadar vitamin C tubuh untuk membantu menetapkan diagnosis.

Gejala

Gejala awal (8–12 minggu) skorbut meliputi kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, lemah, mudah marah, dan lelah.

Gejala pada jangka waktu satu hingga tiga bulan meliputi:

  • merasa selalu lelah dan lemah
  • mudah marah dan sering merasa sedih
  • nyeri sendi yang hebat atau nyeri kaki
  • gusi bengkak dan berdarah bahkan terkadang gigi yang tanggal
  • terdapat bintik merah atau biru pada kulit yang biasanya pada tulang kering
  • mudah lebam
  • rambut terpilin
  • luka susah sembuh
  • sesak napas
  • mood mudah berubah dan depresi

Gejala akhir yang muncul meliputi edema atau bengkak seluruh tubuh, jaundice atau tubuh berwarna kekuningan, kehancuran sel darah merah atau hemolisis, perdarahan spontan, neuropati, demam dan kejang. Kondisi macam ini tentunya dapat berakibat fatal.

Pengobatan

Penanganan terhadap skorbut sebenarnya cukup mudah, yaitu hanya dengan konsumsi suplemen vitamin C atau menambahkan vitamin C pada pola makan sehari-hari. Memasukkan makanan yang kaya vitamin C, seperti buah dan sayuran segar, akan memenuhi kebutuhan tubuh terhadap vitamin ini.

Biasanya perbaikan sudah bisa dirasakan dalam waktu 48 jam dan akan sembuh total dalam waktu dua minggu. Untuk kasus yang cukup parah, penderita mungkin membutuhkan suplemen tambahan hingga tiga bulan.

Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap skorbut adalah dengan memastikan kebutuhan harian tubuh vitamin C tercukup dengan baik. Vitamin C bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan alami, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.