Syahrian Abimanyu telah menyukai olahraga sepak bola sejak usia dini. Sang Ayah, Rasiman, menjadi pendorong utama bagi Abi, sapaan akrab Syahrian Abimanyu, dalam menjajaki dunia sepak bola.
Abi sejatinya tidak didoktrin secara langsung oleh sang ayah untuk menjadi seorang pesepakbola, ia menyukai sepak bola karena terbiasa berada di lingkungan yang berhubungan dengan si kulit bundar tersebut. Maklum, Abi kecil suka mengikuti sang ayah yang berprofesi sebagai pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) di SSB UMS Jakarta.
Saking seringnya mengikuti sang ayah, Abi akhirnya terjerumus untuk terjun langsung merumput bersama teman sebayanya di SSB UMS Jakarta. Lambat laun, kecintaannya kepada sepak bola pun mulai bertumbuh, Abi sudah bisa menikmati permainannya dan terlihat bahagia di atas lapangan.
Tak ingin kehilangan kesempatan, sang ayah memutuskan untuk memindahkan Abi ke SSB yang lebih baik, yakni SSB ASIOP Apacinti, salah satu SSB penghasil pemain muda berkualitas. Selain bersama SSB ASIOP Apacinti, Abi juga merumput bersama Sekolah Sepakbola Indonesia (SSI) Arsenal di Jakarta.
Beberapa tahun menimba ilmu di SSB terbaik, Abi mulai mengikuti berbagai kompetisi yang dihelat di sekitar Jabodetabek, salah satunya kompetisi Liga TopSkor pada 2010. Waktu itu, ia membela Jakarta Football Academy (JFA) dan menggunakan ajang tersebut untuk melatih kemampuan serta mental bermainnya di atas lapangan hijau.
Terbang ke Spanyol
Abi yang bertekad menjadi pesepakbola andal terus melanjutkan pelatihannya hingga ke luar negeri. Saat itu, pada 2013, ia berkesempatan untuk menimba ilmu di Spanyol bersama beberapa pesepakbola muda asal Tanah Air.
Selama lima tahun menetap di sana, Abi melanglang buana di beberapa akademi yang ada di Negeri Matador, seperti akademi sepak bola yang berdomisili di Kota Madrid, Alicante, hingga Valencia. Namun, kariernya lebih banyak dihabiskan di Kota Valencia, sebab di sana dirinya menimba ilmu di Valencia Soccer Academy selama tiga tahun dan satu tahun setelahnya berhasil menembus salah satu skuat muda klub kontestan La Liga, yakni Levante UD.
Mahir Berbahasa Asing
Lima tahun jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah, apalagi usia Abi waktu itu baru menginjak 14 tahun. Namun, ia tetap memandang jauh ke depan dan memilih memperjuangkan mimpinya untuk menjadi pesepakbola profesional.
Sebagai anak muda, Abi juga tergolong sebagai anak yang mudah bergaul. Sejak kepindahannya ke Spanyol, Abi cenderung tak memiliki banyak kendala dalam berkomunikasi, sebab ia mau belajar hal baru dan tidak canggung untuk berkenalan dengan teman-teman barunya yang berasal dari berbagai latar belakang.
Berkat hal itu, ia mulai melatih kemampuan berbahasanya secara perlahan hingga bisa berkomunikasi dengan lancar menggunakan Bahasa Spanyol, hingga Bahasa Inggris kepada rekan-rekannya. Hal itu juga bertahan hingga sekarang, Abi kerap menggunakan bahasa asingnya untuk berkomunikasi di media sosial ataupun kepada rekan satu timnya yang tak bisa berbahasa Indonesia.
Memiliki Karier Mulus
Pasca menimba ilmu di Spanyol, Abi sempat bergabung bersama Persija U-19 pada 2017. Namun, karena dirinya dipanggil seleksi masuk Timnas Indonesia U-19 untuk mentas di ajang AFF U-19 2017, Abi tak sempat bermain bersama tim muda Macan Kemayoran dan akhirnya hengkang ke Sriwijaya FC setahun setelahnya.
Bersama Laskar Wong Kito, Abi minim jam terbang, ia kalah bersaing dengan gelandang senior yang masih menghuni klub asal Palembang itu. Akhirnya, pada 2019 Abi memilih hengkang ke Madura United untuk memulai lembar barunya.
Salah satu alasan Abi berlabuh bersama Laskar Sape Kerap karena sang ayah menjadi asisten pelatih di sana, sehingga ia bisa lebih dekat dengan sang ayah setelah bertahun-tahun jarang bertemu. Meski begitu, sang ayah, tidak menganakemaskan Abi di dalam skuat, ia tetap memperlakukan Abi layaknya seorang pemain profesional dan harus menunjukkan permainan apik apabila ingin bermain secara reguler.
Bersama Madura United, permainan Abi semakin berkembang, ia juga dapat bermain reguler selama satu musim dan berhasil menjadi andalan baru bagi klub yang bermarkas di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
Pada 2020, ketika Liga 1 harus terhenti akibat badai pandemi Covid-19, Abi memutuskan berkarier di luar negeri. Ia mendapat tawaran kontrak dari klub elit Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT), yang melihat talenta berbakat dalam diri Abi. Apalagi, waktu itu usianya masih terbilang muda, yakni berusia 21 tahun dan masih bisa diasah untuk menjadikannya seorang gelandang hebat.
Bersama klub langganan juara Liga Super Malaysia itu, Abi memang tak langsung masuk ke dalam skuat JDT. Ia diproyeksikan untuk mencari pengalaman terlebih dahulu di Liga Australia. Ia akhirnya dipinjamkan ke klub yang bermain di divisi utama A-League, Newcastle United Jets FC pada awal 2021.
Langganan Timnas Indonesia
Sejak menimba ilmu di Spanyol, Abi sudah masuk ke dalam radar para pelatih Timnas Indonesia di berbagai kelompok umur. Kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar tidak bisa diragukan lagi, terlebih sistem pembinaan pemain usia muda di Spanyol terbilang sangat bagus.
Berdasarkan hal itu, ia akhirnya dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia U-16 di ajang Piala AFF 2013. Debut perdananya bersama Timnas Indonesia U-16 berlangsung apik, ia berhasil membawa Garuda Muda ke partai puncak. Namun, sayang, pada partai puncak Indonesia harus mengalami kekalahan atas Timnas Malaysia melalui babak adu penalti.
Beberapa tahun berselang, Abi kembali dipanggil untuk memperkuat skuat merah putih. Kali ini undangan datang dari Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-19 kala itu. Ia bermain di ajang Piala AFF U-19 2017 dan 2018, serta Piala AFC U-19 2018. Kemudian, setahun setelahnya, Abi memperkuat Tiimnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2019.
Kini, Abi juga dipanggil oleh pelatih anyar Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong untuk berlaga di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Uni Emirat Arab. Ajang perdananya bersama Timnas Indonesia senior itu bakal dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Abi untuk menunjukkan kualitasnya dan berusaha mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.