Liputan6.com, Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi mayarakat modern seperti sekarang ini. Berbagai lini kehidupan masyarakat hampir selalu terefleksikan memalui media sosial. Sifat dasar manusia yang selalu ingin berkomunikasi, berbagi dan 'unjuk gigi' tampaknya menjadi alasan utama platform media sosial berbasis internet begitu mudah diterima di tengah-tengah masyarakat.
Berbagai peristiwa kehidupan yang tengah menjadi hype di masyarakat selalu tertuang di media sosial, termasuk untuk urusan dan peristiwa Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 yang tidak lama lagi akan dilaksanakan.
Media sosial sendiri kini secara luas telah dimanfaatkan dalam dunia politik untuk berbagai kepentingan, baik sebagai sumber informasi, sarana komunikasi, penyebaran isu dan ide serta kampanye. Jejaring sosial microblogging Twitter dinilai sebagai salah satu platform media sosial yang paling efektif untuk tujuan-tujuan tersebut.
Namun anehnya, meski Twitter dipercaya efektif dalam menyebarkan visi misi politik beserta muatan lainnya, ternyata paltform media sosial ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh para calon legislatif (caleg) yang terdaftar di gelaran Pemilu tahun ini.
Menurut data yang dimiliki lembaga riset PoliticaWave, dari total 6.608 caleg yang terdaftar mengikuti Pemilu, hanya ada sekitar 2.566 orang, atau sekitar 38,83% saja yang ditelusuri memiliki akun Twitter. Tiga partai yang para calegnya memiliki akun twitter terbanyak berturut-turut adalah Nasdem (361 akun), Golkar (347 akun) dan PAN (270 akun).
Yang menarik adalah, beberapa partai besar justru tidak berada di urutan lima besar, seperti Partai Demokrat yang berada di urutan ke-7 dan PPP yang berada di urutan ke-10. Sementara partai baru di Pemilu tahun ini, yakni Partai Nasdem justru berada di urutan pertama. Untuk melihat daftar lebih lengkapnya Anda bisa mengunjungi tautan berikut ini.
Di era digital seperti sekarang ini, sejatinya media sosial adalah sarana yang ampuh untuk mempromosikan diri sebagai wakil rakyat, terutama di kalangan anak muda yang merupakan pemilih pemula. Dengan memanfaatkan media sosial, sebenarnya mereka bisa mempromosikan diri sembari menjalin komunikasi dua arah dengan masyarakat. Namun nyatanya dari hasil pemantauan PoliticaWave, sajauh ini tingkat pemanfaatan media sosial oleh para caleg masih sangat rendah.
Â