Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pembesut game Angry Birds, Rovio, dikabarkan bakal merumahkan 260 karyawannya, atau sekitar 30% dari total jumlah keseluruhan pekerja yang mereka miliki sekarang.
Langkah ini diambil Rovio sebagai bagian dari restrukturisasi dan konsentrasi pada inti bisnis Rovio, yakni game, media, dan produk konsumen.
Menurut yang dilaporkan laman The Verge, Kamis (27/8/2015), CEO Rovio, Pekka Rantala, mengatakan bahwa perubahan mendasar diperlukan untuk memastikan Rovio menjadi perusahaan hiburan terkemuka dengan game mobile sebagai lini bisnis  utamanya.
Pemutusan hubungan kerja oleh Rovio ini bukanlah kali pertama. Sebelumnya, pada Oktober tahun lalu, Rovio juga sudah merumahkan 130 pekerjanya akibat pertumbuhan perusahaan yang lambat, serta pendapatan yang menurun.
Keputusan PHK ini diungkapkan dapat menimpa seluruh karayawan dari divisi manapun. Terkecuali, karyawan yang sedang menangani film animasi Angry Birds, yang rencananya akan rilis tahun depan.
Rovio sendiri naik daun pada tahun 2009 ketika game besutannya, Angry Birds, sukses menghiptonis banyak orang. Berkat kesuksesan Angry Birds, Rovio mulai memperluas Angry Birds dengan bisnis merchandise, serta beberapa spin-off game.
Meskipun telah mencapai 50 juta unduhan, game Angry Birds 2 yang baru-baru ini rilis disebutkan belum mampu mengembalikan neraca keuangan Rovio.
(dam/dhi)
Â