Liputan6.com, Jakarta - Virtual reality, untuk saat ini memang masih dalam tahap pengembangan awal. Namun, bukan berarti hal itu membatasi keinginan orang-orang untuk merasakannya. Nyatanya, beberapa perangkat virtual reality yang sudah dirilis berhasil terjual dalam jumlah yang tidak sedikit, salah satunya yang baru-baru ini dialami HTC.
Mengutip informasi dari laman Venture Beat, Rabu (2/3/2016), perusahaan asal Taiwan itu telah berhasil menjual lebih dari 15.000 perangkat virtual reality lewat pre-order. Jumlah tersebut dicapai dalam waktu 10 menit setelah pemesanan dibuka.
Pencapaian tersebut dapat dikatakan cukup luar biasa, sebab perangkat HTC Vive dijual dengan harga yang cukup mahal, yakni US$ 800 atau sekitar Rp 10 juta. Harga itu belum termasuk dengan kelengkapan HTC Vive yaitu sebuah PC khusus seharga Rp US$ 1.000 atau sekitar Rp 13 juta
HTC Vive sendiri merupakan perangkat tambahan untuk PC yang dipasangkan pada mata dan telinga pengguna. Headset ini diklaim memungkinkan pengguna seolah-olah masuk dalam dunia yang sedang dimainkan.
Selain itu, berbeda dengan perangkat VR lain, HTC Vive sudah dilengkapi dengan beragam sensor yang mampu melacak pergerakan pengguna di dalam ruangan. Dengan demikian pengguna seolah-olah dibawa ke tempat lain. Kemampuan ini sering disebut sebagai salah satu keunggulan HTCÂ Vive dibanding kompetitor.
Baca Juga
Sebagai informasi, HTC Vive bukanlah perangkat VR kelas high-end pertama yang dipasarkan pada tahun ini. Sebelumnya, Oculus VR--besutan Oculus Rift dan Facebook--sudah diperkenalkan lebih dulu pada Januari lalu dengan harga US$ 600 atau sekitar Rp 7,9 juta.
Sama seperti HTC Vive, penjualan Oculus VR ketika itu tergolong memuaskan. Kendati tidak menyebutkan jumlah pasti, pengapalan pertama dari perangkat itu berhasil habis terjual dalam hitungan menit.
Keberhasilan penjualan perangkat VR di masa-masa awal ini membuktikan bahwa teknologi ini memiliki masa depan cerah. Berdasarkan prediksi dari Goldman Sachs, bisnis VR akan bertumbuh sampai US$ 110 miliar atau sekitar Rp 1,4 kuadriliun.
Pertumbuhan itu sudah termasuk dengan teknologi augmented reality yang saat ini juga masih dalam tahap pengembangan. Nantinya, teknologi-teknologi juga diperkirakan menjadi produk konsumen yang siap pakai.
Selain kedua perusahaan tersebut, beberapa perusahaan teknologi lain, seperti Samsung dan Google pun juga dikabarkan tengah mengambangkan perangkat virtual reality. Bahkan, informasi terbaru, Google baru saja membuat divisi khusus yang bergerak di bidang virtual reality.
(Dam/Cas)