Kemarau, Warga Subang Gunakan Air Bekas Galian untuk MCK

Akibat sumur mengering, warga di Dusun Citapen, Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Subang, Jawa Barat menggunakan air kubangan.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Agu 2015, 14:19 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 14:19 WIB
20150803-Air Kubangan-Subang
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Subang - Akibat sumur mengering, warga di Dusun Citapen, Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Subang, Jawa Barat, menggunakan air kubangan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (3/8/2015), setiap pagi dan sore hari warga mengambil air dari kubangan bekas galian untuk minum dan mandi, cuci, kakus (MCK) sebab sumur sudah mengering.

Dampak musim kemarau juga mulai dirasakan para petani di Desa Ngelinggo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sekitar 120 hektare sawah sudah 1 bulan ini tidak digarap karena sumber air sungai yang biasanya digunakan untuk irigasi mengering.

Sementara itu di Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, warga harus berjalan lebih dari 1 kilometer untuk mengambil air di bak penampungan yang dikelola perusahaan air minum desa.

"Nggak ada sumber air, sumber air pada kering mas. Ini bayar. Satu pijar ini Rp 500," kata Supardi, warga Sleman.

Selama ini warga mengandalkan air sumur dan air hujan yang ditampung di bak khusus dekat rumah, karena hujan sejak 2 bulan terakhir tidak kunjung turun, sumur mengering, dan persediaan air juga sudah habis. (Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya