Musim Kemarau, Pembuat Sumur Bor di Tegal Kebanjiran Order

Saat puncak kemarau, pengguna jasa sumur bor berasal dari kalangan petani dan rumah tangga.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jul 2015, 18:45 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 18:45 WIB
20150730-Krisis Air Bersih-Jambi
Saat puncak kemarau, pengguna jasa sumur bor berasal dari kalangan petani dan rumah tangga.

Liputan6.com, Jambi - Lebih dari sebulan hujan tak turun membuat semua sumur warga di kawasan Kotabaru, Jambi, kering. Tidak ada sumber air untuk kebutuhan hidup mereka. Satu-satunya genangan air yang tersisa hanyalah kolam bekas galian batu bata yang airnya keruh dan berbau. Namun tidak ada pilihan lain, warga terpaksa memanfaatkan air ini.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (30/7/2015), untuk menyedot air kotor tersebut, 126 kepala keluarga terpaksa menyewa sebuah pompa air seharga Rp 150 ribu per hari. Warganya benar-benar kesulitan air bersih saat ini.

Meski Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi terus mendata wilayah yang mengalami krisi air bersih, namun baru mulai Senin depan air akan di drop ke kawasan yang krisis air bersih. Bagaimana nasib warga untuk 3 hari ke depan?

Sementara di Tegal, Jawa Tengah, musim kemarau ternyata mendatangkan berkah tersendiri bagi pembuat sumur bor. Mereka tengah kebanjiran order. Pemesannya sebagian besar para petani yang lahan pertaniannya mengalami kekeringan karena kesulitan irigasi akibat musim kemarau panjang.

1 Sumur biasanya dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 hari. Tarif untuk membuat 1 sumur berkisar Rp 3 juta, tergantung diameter pipa yang digunakan dan kedalaman pengeboran.

Saat puncak kemarau, pengguna jasa ini juga berasal dari kalangan rumah tangga, karena banyak sumur warga yang mengalami kekeringan. (Dan/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya